Perdagangan Manusia 51 Imigran Tewas dalam Kontainer di Texas
Satu unit truk kontainer ditemukan oleh seseorang yang melintas di pinggir jalan Kota San Antonio di Texas, Amerika Serikat, pada 27 Juni 2022. Saksi mata melihat ada tiga orang tewas berada di luar truk. Anggota kepolisian langsung menyelidiki kasus itu setelah mendapat laporan dari warga.
Truk kontainer itu dibiarkan terparkir di samping beberapa rel kereta api di pinggiran San Antonio. Suhu udara saat itu mencapai 39,4 Celcius. San Antonio yang berjarak 250 kilometer dari perbatasan AS dan Meksiko, merupakan rute transit utama bagi para pelaku penyelundupan manusia.
Sebanyak 51 orang diyakini sebagai pekerja migran dari Meksiko ditemukan di dalam kontainer. Korban terdiri dari 39 pria dan 12 perempuan. Penyebab kematian kemungkinan karena korban kepanasan ketika berada di dalam kontainer yang tidak ada AC dan minimnya udara.
Sementara itu, ada 16 orang lainnya, termasuk empat anak, ditemukan dalam kondisi hidup. Meski demikian, mereka tengah berjuang dalam perawatan di rumah sakit usai menderita serangan panas atau heat stroke usai di-'oven' dalam truk trailer.
Pengadilan federal Amerika Serikat mendakwa dua warga Meksiko terkait dengan insiden penyelundupan manusia. Dua tersangka yang diidentifikasi sebagai Juan Francisco D'Luna-Bilbao dan Juan Claudio D'Luna-Mendez, keduanya warga negara Meksiko, telah didakwa memiliki senjata api saat tinggal di Amerika Serikat secara ilegal.
Penyidik menelusuri STNK truk ke sebuah alamat di San Antonio, dan menangkap kedua pria itu secara terpisah ketika masing-masing terlihat meninggalkan lokasi.
Tersangka ketiga, disebut sebagai warga negara AS yang mengemudikan truk, juga telah ditahan dan diperkirakan akan didakwa. Namun, dia masih dirawat di rumah sakit pada Selasa malam, menurut seorang pejabat Meksiko.
Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard di Twitter mengatakan, korban tewas 27 warga Meksiko, tiga warga Guatemala, dan empat warga Honduras diyakini termasuk di antara korban tewas, menurut pejabat dari ketiga negara tersebut. Korban lainnya belum bisa diidentifikasi.
Peristiwa ini menjadi tragedi yang memilukan dalam sejarah penyelundupan imigran yang masuk ke Amerika Serikat. Pada Juli 2017, 10 migran meninggal setelah diangkut dengan truk trailer yang ditemukan oleh polisi San Antonio, Texas, Amerika Serikat di tempat parkir Walmart. Pengemudinya, James Matthew Bradley Jr., kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas perannya dalam operasi penyelundupan itu.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan kemiskinan dan keputusasaan menyebabkan kematian migran tersebut. Ia menyalahkan perdagangan manusia dan kurangnya kontrol di perbatasan.
“Ini dan kematian migran lainnya disebabkan oleh kemiskinan dan keputusasaan saudara-saudara kita di Amerika Tengah, dan orang-orang Meksiko. Ada perdagangan orang dan kurangnya kontrol, dalam hal ini di Meksiko-perbatasan Amerika, tetapi juga di pedalaman Amerika," terangnya.
Berbicara pada pengarahan hariannya, Lopez Obrador, yang dikenal sebagai Amlo, menyebut penemuan itu sebagai "tragedi yang luar biasa", dan mengatakan Meksiko akan bekerja untuk memulangkan sisa-sisa warganya.