Perdagangan Lokomotif Pertumbuhan
Sektor ungulan yang menunjukkan peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun adalah perdagangan. Baik itu perdagangan antar daerah maupun perdagangan luar negeri. Kontribusi sektor ini dalam PDRB (Product Domestic Regional Bruto) Jawa Timur termasuk tertinggi kedua. Ia menyumbang 18,00 persen. Bandingkan dengan sektor industri 28,92 persen dan pertanian 14,7 persen
Perdagangan, menurut data BPS 2016 itu, memang menjadi mata rantai utama bagi pertumbuhan ekonomi. Ia bisa menjadi lokomotif bagi sektor lain. Ibaratnya, perdagangan dapat menjadi penarik gerbong yang membuat pertumbuhan ekonomi berlangsung cepat atau lambat. Ia menjadi kuda bagi penarik kereta. Karena itu, ia bisa dilecut untuk lebih cepat atau dibiarkan berjalan lambat.
Demi menciptakan Jawa Timur makmur dan sejahtera, maka lokomotif ini harus perlu digas lebih cepat. Kudanya harus dilecut untuk berlari. Ini artinya kita harus menjadikan perdagangan sebagai penarik pertumbuhan bagi sektor lainnya. Perdagangan sebagai pengungkit sektor industri. Perdagangan pula yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
Persoalannya bagaimana menjadikan lokomotif perdagangan ini berlari lebih kencang? Dalam pemerintahan Gubernur Soekarwo bersama saya sebagai wakil gubernur, sudah banyak inovasi yang telah dilakukan. Misalnya dengan mengembangkan perdagangan antar daerah. Fokusnya bukan hanya pada ekspor-impor barang antar negara, tapi juga pertukaran barang dan jasa antar pulau maupun antar provinsi.
Untuk mendongkrak perdagangan tersebut telah dibentuk 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di berbagai ibukota provinsi di Indonesia. Juga menunjuk senior adviser perdagangan di berbagai negara. Pengangkatan adviser di luar negeri ini untuk menperluas akses pasar komoditas Jatim. Di luar itu, berbagai misi dagang dan mengikuti pameran di luar juga dilakukan.
Semua langkah mendorong sektor perdagangan ini telah menuai hasil. Memang untuk perdagangan dengan luar negeri terkadang mengalami defisit. Ini karena banyak bahan baku untuk industri olahan yang harus diimpor. Namun, total perdagangan Jatim selama ini menunjukkan tren surplus yang terus meningkat. Data 2016, perdagangan Jatim surplus Rp 100,56 Triliun.
Berbagai langkah harus dilakukan untuk membuat perdagangan Jatim surplus secara keseluruhan. Diantaranya adalah mendorong investasi industri bahan baku yang menopang industri olahan di Jatim. Contohnya, menambah kapasitas industri smelter yang telah ada. Industri serupa yang ada sudah memberi kontirbusi bagi neraca perdagangan luar negeri. Pengembangan dan ekpansi tentu akan mendongkrak neraca lagi.
Kedua, memperbaiki infrastruktur untuk memperlancar arus barang. Ini artinya membangun infrastruktur transportasi dan simpul-simpul perdagangan yang memperlancar arus logistik. Meningkatkan connectivity antar daerah yang menjadi sumber produksi komoditas. Juga mendorong ketersediaan pergudangan di pusat-pusat perdagangan.
Ketiga, memperluas pasar luar negeri melalui berbagai program dan kemudahan layanan. Memetakan ulang jenis komoditi unggulan Jatim yang punyai nilai kompetitif bagi pasar dalam dan luar negeri. Dengan mempertajam peta potensi, maka kita akan bisa menciptakan komponen biaya perdagangan yang lebih murah sehingga menambah competitiveness produk-produk yang kita miliki.
Mempertajam fokus mengurangi kebutuhan inpor bahan baku menjadi sangat penting untuk juga mendorong industri hulu di dalam negeri. Dengan demikian, pembangunan sektor perdagangan akan selalu saling terkait dengan sektor unggulan lain yang menjadi andalan Jatim. Dengan demikian, semua langkah di sektor perdagangan maupun industri akan menambah lapangan kerja dan berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Walhasil, sektor perdagangan akan menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi Jatim. Penajaman komoditi, pemetaan ulang pasar luar negeri dan dalam negeri, mendorong pengembangan industri hulu untuk mengurangi impor bahan baku, pembangunan berbagai moda transportasi distribusi barang yang integrated, dan perluasan pasar terhadap produk Jatim akan menjadi prioritas dalam mencapai Jatim Makmur dan sejahtera. (*)
Advertisement