Perdagangan China-Asia Dongkrak Indonesia
Nilai perdagangan antara China dan 25 negara lain di Asia selama periode Januari-November 2017 yang mencapai angka 1,17 triliun dolar AS turut mendongkrak nilai perdagangan Indonesia dengan negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
China telah menjadi mitra terpenting bagi 16 negara Asia. Oleh karena itu, China akan memperkuat integrasi ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara tetangga, demikian media resmi setempat, Minggu, 14 Janauri 2018.
Kementerian Perdagangan China (Mofcom) menyebut Jepang, Korea Selatan, Vietnam, dan Malaysia masuk dalam jajaran 10 besar partner perdagangan China selama periode 11 bulan tersebut.
Selama periode tersebut China menerima investasi dari 25 negara Asia lainnya senilai 10,77 miliar dolar AS, sedangkan investasi China di negara-negara Asia lain senilai 10,67 miliar dolar AS.
Singapura, Korsel, dan Jepang merupakan negara terbesar nilai investasinya di China dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya.
Sementara itu, Pakistan, Malaysia, Indonesia, Bangladesh, dan Laos menjadi pasar utama China dalam kontrak di bidang industri teknik, demikian laporan Chinanews.com.
Selama periode Januari-November 2017 nilai perdagangan luar negeri Indonesia mencapai 295,78 miliar dolar AS atau naik 16,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Nilai ekspor Indonesia selama periode tersebut mencapai 153,9 miliar dolar AS atau naik 17,2 persen, sedangkan impornya senilai 141,88 miliar dolar AS atau naik 15,5 persen sehingga Indonesia mengalami surplus perdagangan senilai 12,02 miliar dolar AS.
Selama periode itu pula perdagangan nonmigas Indonesia-China tercatat 50,91 miliar dolar AS atau naik 24,8 persen.
Ekspor Indonesia ke China mencapai 19,13 miliar dolar AS atau naik 44,5 persen dan membentuk 13,7 persen dari total ekspor Indonesia.
Impor Indonesia dari China mencapai 31,78 miliar dolar AS atau naik 15,3 persen dan membentuk 25,5 persen dari total impor, demikian laman Mofcom dengan mengutip data Badan Pusat Statistik RI sebagaimana dipantau Antara di Beijing.
"Negara-negara tetangga tetap menjadi rute langsung perdagangan China dengan dunia internasional. Penguatan integrasi ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga akan tetap kondusif untuk menjaga kelangsungan pembangunan China. Negara-negara tetangga juga mendapatkan keuntungan dari pembangunan di China," kata Chen Fengying, peneliti di China Institutes of Contemporary International Relations (CICIR), sebagaimana dikutip Global Times. (ant)