Ini Perbedaan Heated Tobacco Product dengan Vape
Banyak yang belum mengetahui perbedaan produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco products) dan vape (rokok elektrik) yang sudah beredar luas di Indonesia. Padahal dari sisi cara kerja keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Persamaan keduannya hanya sama-sama sebagai penghantar nikotin.
Pakar toksikologi Universitas Airlangga, dr Sho'im Hidayat mengatakan perbedaan mendasar antara rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan terletak pada bahan baku yang digunakan dan cara kerjanya.
"Pada rokok elektrik, bahan bakunya berupa cairan nikotin yang diekstraksi dari tembakau atau sumber lainnya," katanya.
Lanjut Sho'im, cairan tersebut dipanaskan oleh atomizer atau sistem pemanas di dalam rokok elektrik.
"Meski mengandung nikotin, rokok elektrik tidak menghasilkan TAR karena cairan nikotin tersebut diproses dengan cara dipanaskan bukan dibakar," katanya.
Sementara, kalau produk tembakau yang dipanaskan (electric tobacco), kata Sho'im, bahan baku yang digunakan adalah tembakau asli yang dibentuk menyerupai batang rokok atau yang disebut sebagai batang tembakau.
"Lalu, pada proses penggunaannya, batang tembakau itu dipanaskan pada suhu maksimal 320 derajat celcius, sehingga menghasilkan uap yang mengandung nikotin," katanya.
Karena tidak ada proses pembakaran, maka produk tembakau yang dipanaskan tidak menghasilkan TAR dan memiliki jumlah zat kimia berbahaya yang lebih rendah daripada rokok konvensional.
"Pemanasan heated tobacco product terjadi pada suhu 400 derajat celsius ke atas seperti rokok konvensional. Kalau rokok konvensional biasanya dibakar pada suhu mencapai 600 derajat celsius lebih," katanya.
Menurutnya, heated tobacco product hanya menggunakan tembakau sebagai bahan bakunya. Kalau vape, bisa menggunakan ekstraksi tembakau tapi bisa tidak menggunakan ekstraksi tembakau atau cairan nikotin lainnya.
"Cairan vape itu kan ada yang menggunakan nikotin, ada juga yang tidak. Kalau tidak pakai nikotin itu biasanya menggunakan gliserin (senyawa gliserida paling sederhana) yang dicampur perasa," kata Sho'im.
Karena vape menggunakan gliserin, kata Sho'im, maka uap yang dihasilkan sangat banyak. Ini berbeda dengan heated produk tobecco yang menghasilkan uap tapi tidak banyak.
"Pada heated produk tobecco dan vape yang dihasilkan bukan asap tapi uap. Uapnya terkondensasi seperti asap dalam bahasa ilmiah disebut kabut," katanya.
Advertisement