Perbasi Jatim Ingatkan Taat Prosedur Gelar Event Basket
Pengurus Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Provinsi Jawa Timur meminta seluruh pihak baik pengurus cabang (pengcab), klub, maupun event organizer untuk taat pada prosedur. Setidaknya apabila ingin menyelenggarakan event basket.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Perbasi Jatim, Grace Evi Ekawati, pasca viralnya video dirinya memberhentikan event basket 3x3 di Tulungagung beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, bahwa pemberhentian tersebut dilakukan karena penyelenggara event tidak mengantongi izin dari Perbasi Jatim karena event itu melibatkan peserta se-Jatim. “Tujuan kami menghentikan adalah edukasi untuk tertib terhadap aturan,” ungkap Evi.
Dengan tidak adanya izin, ia mengatakan, kredibilitas event dipertanyakan. Pada akhirnya, pembinaan prestasi tidak akan berjalan baik.
“Saya melakukan ini semata-mata untuk melindungi pemain atau atlet supaya lebih aman. Sehingga, jika terjadi masalah ada pihak yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya telah menjatuhkan sanksi kepada penyelenggara event tersebut tidak boleh menggelar event dalam dua tahun.
Ia juga mengingatkan agar seluruh pihak yang akan menggelar event basket dapat meminta rekomendasi kepada pengcab apabila lingkup daerah setempat, kemudian ke pengprov apabila lingkup se-Jatim, apabila lingkup nasional meminta rekomendasi ke pengurus pusat.
“Ngurusnya mudah kok, saya pastikan akan saya dukung untuk pembinaan basket di Jatim,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua KONI Jatim M Nabil mengapresiasi langkah tegas Perbasi Jatim. Menurutnya ini penting untuk taat administrasi.
Ia menjelaskan, sesuai Undang-Undang 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan disebut bahwa setiap kegiatan harus mendapat izin setempat sesuai dengan levelnya.
“Ada hal yang tidak dipahami bahwa izin itu ada legitimasi kegiatan. Secara substantif untuk menjaga keamanan kegiatan, menjaga keselamatan atlet yang bertanding, menjaga apabila ada hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.
Dengan event yang legal, lanjut Nabil, maka akan ada pemantauan terhadap atlet-atlet sehingga menjadi data base bagi Perbasi dan KONi.
Karena itu, ia berharap, langkah serupa juga dilakukan oleh seluruh cabang olahraga. “Tidak boleh ada kegiatan melibatkan anak-anak muda dalam kegiatan liar,” pungkasnya.