Perbanyak Wirausaha sesuai Konsep Islam, Dorongan Muhammadiyah
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyampaikan bahwa Muhammadiyah harus terus berdakwah namun tetap mengingat agar gerakan dakwahnya diperluas termasuk dalam dakwah ekonomi.
“Ini penting. Muhammadiyah jangan hanya berdakwah aqidah dan ibadah saja. Sebab salah satu problem kita adalah kemiskinan,” kata Anwar Abbas, dalam keterangan Rabu 24 Maret 2021.
Tokoh Nasional Putra Sumatera Barat itu juga mengingatkan, Islam adalah agama yang lengkap semua aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi dan lainnya.
Anwar Abbas juga meyakini ekonomi Islam merupakan kosep bagus untuk alternatif sistem ekonomi. Karena, meninggalkan ajaran Islam, menurutnya menjadi kegagalan dan kemunduran.
“Kita mesti memperbanyak wirausaha, tentu sesuai dengan konsep Islam. Sekarang dalam berusaha harus berorientasi 3P: profit (keuntungan), people (peduli pada orang lain) dan planet (lingkungan),” tutur Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah.
Meski begitu, Anwar juga mengingatkan bahwa kita tidak bisa berusaha hanya mencari keuntungan belaka, tapi merusak dan menghancurkan lingkungan dan tanpa memperhatikan sesama.
Bank Syariah Indonesia dan Muhammadiyah
Sebelumnya, Anwar Abbas menegaskan sikap organisasinya. Muhammadiyah mengingatkan pemerintah terkait pembentukan Bank Syariah Indonesia (BSI). Organisasi itu meminta BSI untuk mengutamakan pebisnis di level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah ini mengatakan perbankan di Indonesia belum sepenuhnya memperhatikan UMKM. Hal itu terlihat dari total kredit dan pembiayaan yang dikucurkan oleh perbankan nasional hanya 20 persen dari total kredit dan pembiayaan.
"Di sini letak arti pentingnya kehadiran Bank Syariah Indonesia yang sudah dideklarasikan oleh pemerintah tersebut yaitu untuk membela mereka-mereka yang lemah yang ada di lapis bawah," ucap Anwar.
Ia menyatakan pelaku UMKM yang berjumlah 1,32 persen atau 844.384 pelaku tak pernah diperhatikan sepenuhnya oleh pemerintah. Padahal, mayoritas atau sebanyak 98 persen adalah pelaku usaha mikro yang terpukul keras di masa pandemi covid-19.
"Sehingga yang namanya penjual pisang goreng dan tahu goreng yang ada di pinggir jalan tidak mereka sapa dan dibiarkan saja mereka mengurus dirinya sendiri. Apalagi kalau dikaitkan dengan masalah covid-19," terang Anwar.
Anwar menyatakan data Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan 88 persen dari usaha mikro itu sudah tak memiliki kas dan tabungan. Untuk itu, ia menilai pemerintah harus memberikan perhatian lebih untuk kelompok masyarakat tersebut.
"Memang pemerintah sudah memberikan perhatian dengan membantu mereka, tetapi berapa jumlah orang yang mereka bantu dan berapa besar bantuan yang telah diberikan? Jawabannya masih jauh dari yang diharapkan," kata Anwar.