Perbaikan Rel di Jember, 5 Motor Terjebak Nyaris Ditabrak Kereta
Beberapa kendaraan yang melintasi perlintasan rel sebidang tanpa palang pintu di Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember tersangkut. Bahkan ada yang nyaris ditabrak kereta api.
Perlintasan sebidang tanpa palang pintu yang menghubungkan empat Desa di Kecamatan Sukorambi itu sudah mulai berubah sejak Sabtu, 2 Juli 2022. Aspal yang melapisi jalan di perlintasan itu dibongkar.
Pembongkaran aspal di sekitar perlintasan tanpa palang itu menyebabkan kendaraan sulit melintas. Tidak hanya roda dua, kendaraan roda empat juga kesulitan melintas di perlintasan itu.
Tidak jarang sepeda motor maupun mobil tidak mampu melintas sehingga harus didorong. Beruntung, sejak perlintasan itu diperbaiki beberapa warga mendekat membantu pengendara yang kesulitan melintas.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pada saat libur sekolah Minggu, 3 Juli 2022 kemarin juga turut membantu pengendara yang terjebak di atas rel kereta.
“Itu sudah sejak hari Sabtu, yang diketahui oleh warga hingga Minggu, 3 Juli 2022 malam, sudah ada lima kendaraan yang tersangkut di atas rel. Tidak bisa maju dan mundur,” kata Kepala Desa Jubung, Bhisma Perdana dikonfirmasi, Senin, 4 Juli 2022.
Menurut Bhisma, sejak tiga tahun terakhir sering ada perbaikan rel kereta api di Desa Jubung yang tak kunjung diselesaikan pengaspalannya oleh PT KAI Daop 9 Jember. Saat itu Pemerintah Desa Jubung berinisiatif mengaspal jalan di dekat perlintasan kereta api itu menggunakan aspal cadangan milik Desa.
“Sudah sering ada warga yang protes ke desa soal perlintasan kereta api yang membahayakan. Karena saat itu desa memiliki cadangan aspal, ya kita aspal sendiri tanpa menunggu dari PT KAI,” jelas Bhisma.
Parahnya, setiap kali ada perbaikan di perlintasan sebidang tanpa palang itu tidak ada petugas dari PT KAI Daop 9 Jember yang menjaga. Padahal di perlintasan itu padat kendaraan, terutama saat hari libur. "Dari kemarin belum ada petugas yang menjaga di perlintasan sebidang. Baru sejak tadi pagi ada satu orang petugas yang datang ke lokasi," lanjut Bhisma.
Bhisma berharap, PT KAI Daop 9 Jember menempatkan pegawainya di perlintasan itu untuk menghindari kecelakaan kereta api. Atau jika tidak, PT KAI Daop 9 Jember bisa mengubah perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Desa Jubung menjadi perlintasan berpalang pintu.
“Di perlintasan itu saat ini sudah ramai kendaraan, karena itu menghubungkan empat desa. Saya berharap pelintasan itu diberi palang pintu,” pungkas Bhisma.
Respons PT KAI Daop 9 Jember
Pelaksana Harian Manajer Humas PT KAI Daop 9 Jember Tohari meminta maaf kepada pengendara yang kesulitan melintas di perlintasan kereta api. Sebab sejak beberapa hari ada proses pergantian rel kereta api yang mengharuskan aspal di dekat rel harus diangkat.
Pergantian rel kereta api itu dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada para pengguna transportasi kereta api.
Pergantian rel kereta api di Kabupaten Jember dilaksanakan di sepanjang jalur yang berada di Kilometer 188+8/9 antara Stasiun Rambipuji-Mangli-Jember. Peningkatan keandalan jalur itu juga dilakukan terhadap JPL 135 yang berada di Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi.
Proses perawatan rel itu dilakukan dengan cara membongkar aspal yang berada di sekitar rel. Hal itu dilakukan untuk memperbaiki geometri jalur.
Selama proses perbaikan geometri jalur di sekitar rel ditimbun menggunakan batu kricak untuk menjaga kestabilan jalur.
Tohari memastikan, proses pergantian rel kereta api akan dilakukan saat kondisi lalu lintas sepi. Selama proses pergantian itu, petugas juga akan melakukan penutupan jalan menuju perlintasan itu.
“Usai penggantian rel, jalur akan kembali ditutup dengan batu kricak, setelah kondisi badan jalur stabil, di sekitar jalur yang tadinya dibongkar akan kembali diaspal,” jelas Tohari.
PT KAI Daop 9 Jember berupaya agar dalam pekan ini proses perawatan rel kereta api sudah selesai. Sehingga perjalanan kereta aman pengendara yang melintas di perlintasan kereta juga nyaman.
Sambil menunggu proses perawatan itu selesai, Tohari mengimbau masyarakat berhati-hati saat melintas di perlintasan sebidang.
“Selama perbaikan belum selesai, mungkin ada tumpukan material atau kondisi jalan yang masih belum beraspal. Kami meminta pengendara berhati-hati,” pungkas Tohari.
Advertisement