Perbaikan Jalan Bromo Dibantu Australia
Infrastruktur jalan dari Tongas-Gunung Bromo (39 killometer) akan diperbaiki dengan dana lumayan besar yakni, Rp 159 miliar. Proyek dengan dana sebesar itu dikucurkan pemerintah Australia melalui Kemitraan Indonesia Australia (KIAT) mulai dikerjakan Maret 2019 mendatang.
“Sesuai dengan tahapan proyek, dana itu akan dikucurkan tiga tahap selama tiga tahun, 2019-2020,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Probolinggo, Prijono, Jumat, 22 Februari 2019.
Dikatakan dari total anggaran Rp 150 miliar, pemerintah Australia akan membantu 40% anggaran atau sekitar Rp 70 miliar. Sisanya akan ditanggung Pemkab Probolinggo melalui APBD 2019, 2020, dan 2021.
Pada tahun 2019, Australia akan mengucurkan dana Rp 15 miliar, dilanjutkan Rp 29 miliar pada 2020. Tahap terakhir, pada 2021, Australia melalui KIAT akan mengucurkan Rp 26 miliar.
Prijono menambahkan, sistem kemitraan melalui KIAT diharapkan sebagai pendampingan agar tata kelola proyek jalan tersebut lebih baik. Karena itu, semua yang terlibat dalam proyek dilatih oleh KIAT. Mereka yang akan mendapat pelatihan di antaranya, forum lalu lintas, forum gender dan forum disabilitas.
Bahkan, skema pembayaran juga diawasi ketat. Dengan sistem reimburse, pelaksana proyek harus menyelesaikan garapan dulu baru kemudian KIAT akan membayar sesuai kualitas pekerjaan.
“Infrastruktur jalan dari Kecamatan Tongas menuju wisata Gunung Bromo dipilih karena menjadi akses wisata andalan Jatim,” ujar Prijono. Memang dari Kota Probolinggo, juga terdapat akses jalan menuju Bromo. Hanya saja jaraknya lebih jauh, sekitar 46 kilometer.
Dengan perbaikan infrastruktur jalan menuju ke kawasan Gunung Bromo ini diharapkan semakin mendongkrak perputaran laju ekonomi di kawasan Bromo. Sehingga dampaknya terasa oleh seluruh elemen yang memanfaatkan Bromo sebagai mata pencaharian mereka.
Berdasarkan pengamatan, akses jalan menuju Bromo terlihat lumayan bagus dari Tongas hingga Sukapura. Demikian juga via Kota Probolinggo hingga Sukapura.
Setelah itu dari Sukapura-Laut Pasir Bromo (Cemorolawang) karena terpengaruh kontur tanah perbukitan, jalan berkelok-kelok dan rawan longsor. Di musim penghujan, ruas jalan Sukapura-Cemorolawang ini rawan longsor. (isa)