DKRTH Lakukan Perantingan Massal untuk Antisipasi Pohon Tumbang
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai melakukan perantingan massal di akhir minggu sejak Sabtu 11 Januari 2020. Perantingan dilakukan untuk mengurangi tingkat kerawanan pohon tumbang di musim hujan.
“Kami pendekkan pohon, ranting dan batang yang besar kami pangkas agar tak membahayakan,” kata Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Hendri Setianto, Sabtu 11 Januari 2020.
Perantingan pada hari ini dilakukan di Jalan Ahmad Yani, 400 meter sebelum Taman Pelangi. Setidaknya ada lebih dari 50 pohon yang disasar oleh pemkot.
“Setelah pemangkasan, langsung kami angkut sampahnya agar tidak membahayakan pengendara,” katanya.
Hendri mengatakan, untuk mempercepat proses perantingan, DKRTH menerjunkan 52 pasukan Kadaka dan 60 personel kebersihan milik DKRTH. Selain itu, personel dibantu dengan 5 unit skylift walker, 10 dumptruck dan 2 alat berat. Para personel disebar untuk melakukan perantingan secara bersamaan, sehingga cepat selesai.
“Kami berharap, dengan perantingan ini, perawatan tidak akan terlalu sering karena pendek. Tapi paling tidak, kami mengurangi risiko pohon tumbang,” katanya.
Petugas mengumpulkan sedikitnya 192 meter kubik sampah dari hasil perantingan. Sampah tersebut akan dikirim ke pusat daur ulang (PDU) atau rumah kompos untuk dijadikan pupuk kompos.
Kepala Seksi Ruang Terbuka Hijau, DKRTH Surabaya, Rochim Yuliadi mengatakan, sampah dikirim ke PDU dan rumah kompos untuk dijadikan pupuk kompos, guna pemumpukan pohon-pohon di Kota Surabaya.
“Sampah perantingan kayak daun dan yang ranting kecil-kecil, kami masukan mesin pencacah di PDU yang tersebar di beberapa titik di Kota Surabaya. Hasil itu yang akan menjadi pupuk kompos bagi kami. Jadi kami tidak lagi beli pupuk,” kata Rochim.
Sedangkan untuk batang-batang besar hasil perantingan, langsung dikirim ke Pengolahan Sampah dan Limbah (PSL) di Workshop Keputih. Di tempat itu pula, batang pohon hasil perantingan akan diolah menjadi kerajinan tangan, seperti meja, kursi dan peralatan meubel.
“jadi sampah hasil perantingan itu masih berguna. Bisa dijadikan pupuk atau kerajinan tangan. Bisa jadi uang juga,” katanya.