Perang Melawan Covid-19 (21): Yes....Pulang
PENGANTAR REDAKSI: Fahd Pahdepie, peneliti yang juga penggerak politik anak muda berhasil sembuh melawan Covid-19. Alumni Monash University ini mulai dengan isolasi mandiri sampai dengan dirawat di Rumah Sakit. Bagaimana ia tahu terpapar Covid? Bagaimana ia melawan virus yang ganas itu? Berikut catatan pengalamannya yang ditulis secara bersambung.
---------------------
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Barusan dr. Asep, dokter spesialis yang menangani saya, berkunjung dan menyatakan saya sembuh. "Boleh pulang! Nanti di rumah banyak berjemur. Kondisinya udah bagus banget." Katanya.
Saya tak bisa menyembunyikan senyum bahagia saya. Tangan saya merentang ke udara. "Yes! Pulang!" Sahut saya. Dr. Asep dan perawat yang mendampinginya tersenyum.
"Nanti kita siapkan obat-obat dan vitamin untuk dibawa pulang, ya? Nanti bisa juga suntik vitamin di rumah sama Kang Gimbong." Lanjut dokter.
Saya mengangguk. "Sudah teleponan juga sama Kang Gimbong, dok! Siap!" Jawab saya.
Tak lama dr. Asep pun pamit dan berlalu. Meninggalkan saya dengan perasaan bahagia yang sulit dilukiskan. Terbayang rumah, pelukan istri, tawa anak-anak, hal-hal yang sangat saya rindukan belakangan ini. Tak terasa hampir 20 hari isolasi dan pengobatan ini sudah saya jalani, bersyukur sekarang saya dinyatakan sembuh dan boleh pulang.
Tubuh saya segar, fikiran saya fresh, hati saya bahagia. Insya Allah saya siap menjadi individu yang lebih baik setelah keluar dari Rumah Sakit ini. Banyak janji yang harus saya tunaikan, banyak kebaikan menunggu. Banyak senyum yang harus saya lukis perlahan lagi.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan baik yang mendoakan kesembuhan saya. Di antara mereka ada yang sangat khawatir dan terus menerus mengecek kondisi saya, sangat terasa perhatian dan kasih sayangnya. Juga untuk keluarga besar saya, kedua orangtua dan adik-adik saya, yang tak berhenti berdoa dan membantu dengan segala hal yang tak ternilai harganya.
Untuk para dokter, perawat, petugas kebersihan, petugas catering, security, pagawai di Command Center RSPP Extension Modular Simprug, terima kasih dan hormat tak terhingga saya untuk perjuangan dan dedikasi Anda semua. Terima kasih selama ini sudah merawat seluruh pasien penderita Covid19 dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Anda semua pahlawan di hati kami, di hati masyarakat Indonesia dan dunia.
Terpenting dan terutama, untuk istri saya, Rizqa. Perempuan tangguh dan luar biasa yang tak sanggup saya lukiskan dengan kata-kata lagi. Terima kasih untuk semua kasih sayang, pengertian, keberanian, kesabaran, doa, energi, semuanya. Terima kasih telah selalu memeluk dari jauh, hadir dalam semua memori. Cinta di antara kita menguat karena ujian ini.
Untuk teman-teman yang masih berjuang melawan Covid19, yakinlah Anda akan sembuh. Mintalah pertolongan kepada Allah, ikuti saran dokter, teruslah berfikir positif. Anda akan sembuh dan kembali pulih seperti sedia kala, kembali berkumpul dengan keluarga.
Selama sakit saya menulis jurnal. Tak terasa dengan ini sudah 23 serial tulisan saya buat. Semoga catatan-catatan itu bermanfaat dan memberi makna, menghadirkan harapan, menjadi informasi dan edukasi untuk sebagian yang lain. Saya berniat menjadikannya buku PDF atau e-book yang akan dibagikan secara gratis. Semoga menjadi kebaikan untuk saya dan keluarga, semoga banyak hati yang terpeluk, banyak fikiran yang terbuka, banyak orang terkuatkan.
Akhirnya, saya sembuh! Saya berharap bisa mendonorkan plasma darah saya, tetapi entah bisa atau tidak karena saya pernah menjadi penerima donor plasma konvalesen. Tetapi kalau ternyata bisa, saya akan mendonorkannya. Bismillah.
Mari terus berjuang. Semoga pandemi ini segera berlalu. Izin saya pulang! Dengan pertolongan Allah saya menang! (Fahd Pahdepie/Habis)
Advertisement