Perang Israel, Tokoh Muslim Boikot Undangan Bukber Gedung Putih
Agenda buka puasa bersama (Bukber) yang diadakan Gedung Putih di Amerika Serikat, banyak diboikot tokoh Muslim. Sebagai gantinya, Presiden Joe Biden pun hanya menggelar pertemuan dengan staf Gedung Putih yang Muslim.
Undangan Buka Puasa
Gedung Putih terbiasa mengundang komunitas muslim di Amerika Serikat, untuk berbuka puasa bersama setiap Ramadan, setahun sekali. Tahun lalu, buka puasa bersama juga dilakukan oleh rezim Joe Biden dengan mengundang komunitas Muslim setempat.
Namun rencana buka puasa tahun ini batal, lantaran banyak tokoh muslim menolak undangan buka puasa bersama di Gedung Putih. Boikot buka bersama dilakukan tokoh Muslim mengikuti keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan Israel di Gaza selama enam bulan terakhir.
Sebagai gantinya, Gedung Putih hanya menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh dan staf Muslim di Gedung Putih, pada Selasa 2 April 2024 lalu. Peristiwa itu juga diwarnai aksi walkout oleh undangan. Salah satunya dilakukan oleh dokter unit gawat darurat yang sempat melayani di Gaza dalam tiga minggu terakhir.
Dokter Amerika berdarah Palestina itu menyebut tak banyak respons yang diberikan Joe Biden dalam pertemuan itu, sehingga ia memilik walk out. "Ia (Joe Biden) mengatakan dia paham (kekecewaan undangan), dan saya keluar," katanya dikutip dari Reuters.
Buka Puasa Tandingan
Sejumlah tokoh Muslim pun sengaja menggelar buka puasa bersama di depan pagar Gedung Putih di hari yang sama, alih-alih memenuhi undangan.
"Sebagai bentuk solidaritas, kami akan tetap hadir di depan Gedung Putih, tempat mereka mengundang kami untuk jamuan Iftar, dan mengingatkan tentang tuntuan kami," kata Robert McCaw, petinggi organisasi advokasi Islam di AS Council on American-Islamic Relations (CAIR), dikutip Antara dari Anadolu.
Mereka menuntut agar gencatan senjata segera dilakukan di Gaza, menuntut Amerika Serikat berhenti mengespor senjata ke Israel, dan segera membuka koridor bantuan kemanusiaan di Gaza.
Sedikitnya sebanyak 32.975 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, dan 13 ribu di antaranya anak-anak. Sebanyak 75.577 orang terluka.