Peran Perempuan dalam Literasi dari Masa ke Masa
Perempuan mengambil peran penting dalam perkembangan literasi dari masa ke masa.
Hal inilah yang dipaparkan oleh dua pembicara seminar umum memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diselenggarakan Komunitas Perempuan Penulis Padma (Perlima), kerjasama Ngopibareng.Id, Kamis, 20 Mei 2021.
Rilda Taneko, salah satu pembicara dari seminar yang bertajuk "Peran Perempuan Dalam Literasi" mengatakan, banyak nama besar dalam dunia sastra adalah seorang perempuan.
"Baik di luar negeri maupun Indonesia, banyak sekali penulis sastra besar yang adalah seorang perempuan. Di luar negeri sebut saja J.K Rowling dan masih banyak lainnya," ujar penulis yang tinggal di Lancaster, UK.
Hal senada juga diungkapkan Oka Rusmini, pembicara ketiga dalam seminar umum ini. "Perempuan harus berani dalam mengemukakan idenya bila mereka ingin didengar," kata penulis novel, puisi dan cerita anak ini.
Dalam paparannya literasi dipegaruhi oleh pers, film, sastra, tari dan seni rupa. Dimana dalam semua bidang tersebut ada pengaruh besar perempuan yang berani.
Perempuan dan Pemikiran Kritis
"Dalam tokoh pers kita mengenal SK Trimurti, Rasuna Said yang tahun tersebut sudah berani mengungkapkan pemikiran-pemikiran mereka yang kritis," imbuhnya.
Terlepas dari pemaparannya, novelis senior asal Denpasar ini, sangat mendukung apa yang dilakukan Perlima untuk membuka ruang menulis bagi kaum perempuan.
"Saya terharu dengan apa yang dilakukan Perlima. Ini adalah ruang yang terbuka lebar agar para perempuan berani menulis untuk didengar semua orang," ujar Oka Rusmini.
Sementara, Ketua Penyelenggara Tjahjani Retno Wilis sebagai ketua peyelenggara acara mengungkapkan, seminar ini penting untuk menyalakan kembali semangat belajar dari para penulis. Belajar meningkatkan kecakapan menulis dan menambah wawasan.
Perempuan Penulis dan Pengalaman
"Untuk itu kami hadirkan salah satu pembicaranya dari penulis yang punya pengalaman dengan dunia Literasi di luar, Rilda Taneko tinggal di Lancaster Inggris," terang Retno Wilis kepada Ngopibareng.id.
Ia berharap, acara seminar yang sudah berlangsung tersebut dapat menularkan keberanian menulis bagi semua perempuan. Karena menulis dapat mengurai permasalahan yang dihadapi maupun merespon kondisi sosial dari sudut pandang perempuan.
Retno Wilis menambahkan, seminar yang menghadirkan tokoh penting ini berjalan dengan antusiasme peserta yang tinggi.
"Seminar hari ini menjadi bukti ghairah atau semangat dunia literasi khususnya Kepenulisan. Dari 290 yang mendaftar 180 hadir dan aktif bertanya," tandasnya.
Dari pertanyaan yang muncul, Cerita Retno Wilis, terlihat keinginan besar dari para peserta agar bisa menulis seperti narasumber. Artinya selain peserta membaca buku-buku dari para narasumber juga ada semangat ingin bisa menulis atau menulis lebih bagus.