Perajin Tahu Kediri Heran, Kedelai Melimpah Harga Kok Naik?
Melambungnya harga kedelai Impor yang menembus harga Rp 12.000 ribu per kilogram mengancam kelangsungan usaha sejumlah perajin tahu yang tergabung dalam Paguyuban Kampung Tahu Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Menurut keterangan Jamaludin selaku Ketua Paguyuban Kampung Tahu, semenjak harga kedelai naik ada sejumlah perajin yang terpaksa harus berhenti memproduksi stik tahu sementara waktu. "Untuk stik tahu banyak yang tidak produksi, ya dari orang 33, sekarang tinggal 17 sampai 20 orang," ungkap pria yang meneruskan usaha keluarga sebagai perajin tahu generasi ke tiga ini.
Perajin Stik Tahu Berhenti Produksi
Jamaludin mengungkapkan alasan mengapa banyak perajin yang memilih sementara waktu untuk tidak memproduksi stik tahu, dikarenakan bahan yang digunakan untuk membuat kuliner tersebut, harus mempergunakan kedelai kualitas kelas satu yang harganya lebih mahal dari kualitas standar. "Kalau stik tahu kualitas harus kelas 1. Dengan kualitas 1, harga sudah tidak terjangkau lagi. Harga kedelai impor kualitas 1 sebelum hari raya saja sudah Rp 12.000 ribu," jelasnya.
Meski sebagian perajin memilih sementara waktu tidak memproduksi stik tahu, untuk pembuatan kuliner berbahan kedelai lainya masih tetap berjalan, seperti halnya tahu takwa kuning yang diproduksi oleh Jamaludin sendiri.
Harga Tahu Takwa Naik
Namun, ia harus memangkas produksi tahu takwa setiap harinya. Jika sebelum pandemi, ia bisa memproduksi tahu setiap hari sebanyak 1.400 biji namun sekarang dirinya hanya berani membuat 600 biji tahu.
Di samping itu ia terpaksa harus mengurangi komposisi bahan kedelai, sehingga membawa dampak terhadap kualitas tahu yang ia buat. "Ya karena kedelai naik, kami tidak bisa menaikan lagi (harga). Kalau dinaikan lagi konsumen selalu komplain. Bahan kedelainya terpaksa dikurangi," tuturnya.
Sebelum lebaran, tahu takwa produksinya ia jual 10 biji dengan harga Rp 20.000 ribu. Saat lebaran harganya naik berubah menjadi Rp 22.000 ribu.
Kedelai Melimpah Harga Melonjak
Jamaludin menambahkan kenaikan harga kedelai impor sebenarnya terjadi semenjak bulan Desember 2020 lalu. Meski naik, saat itu harga kedelai impor Amerika hanya Rp 9.500 per kilogram. Jamaludin mengaku kurang begitu tahu apa yang menjadi penyebab melatarbelakangi harga kedelai impor naik, padahal dirasanya ketersediaan kedelai di pasaran masih banyak. "Saya kurang tahu untuk kenaikanya itu, kalau zaman dulu namanya kedelai naik, stoknya tidak ada sama sekali. Kalau sekarang ini kedelainya melimpah tapi harganya naik," herannya.
Persoalan yang dihadapi para perajin tahu bukan hanya karena kenaikan harga kedelai semata, melainkan juga permasalahan lainya. Adanya kebijakan pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berbasis Mikro (PPKM), membuat jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang ke kampung tahu untuk membeli oleh-oleh semakin berkurang. "PPKM skala Mikro ini entah orang takut atau bagaimana ke kampung tahu," kata Jamaludin.
Catatan redaksi, berita mengalami koreksi pada bagian judul, pada Sabtu 29 Mei 2021, pukul 19:38 WIB.