Perahu Tambang Terbalik, Dua Orang Tewas dan 4 Belum Ditemukan
Gresik: Musibah bisa datang di mana saja. Di gunung, di laut, di jalan raya, juga di sungai. Seperti yang dialami beberapa warga Sidoarjo yang akan berangkat kerja yang tempat kerjanya berada di wilayah Kabupaten Gresik. Untuk menyingkat waktu dan jarak sekitar 12 kilometer mereka menyeberang Kali Surabaya dengan naik perahu tambang.
Kamis (13/4) pagi sekitar pukul 6.30, perahu tembang yang mengangkut 10 penumpang ditambah 7 unit sepeda motor itu oleng kena arus. Keseimbangan perahu berbentuk ponton ukuran 2,5X 6 meter itu jadi hilang, para penumpang ditambah dua operator perahu itupun masuk ke sungai. Kedua belas orang itu tidak semuanya selamat.
Seorang penduduk di seberang jalan yang sebenarnya juga operatorperahu itu, Ujang Fadlillah (55) yang tengah berada di rumahnya segera menyeberang jalan dan masuk ke dalam sungai. Dia berhasil menyelamatkan dua penumpang, tapi dia sendiri keluar dari air dalam keadaan kejang-kejang dan kemudian meninggal saat dilarikan ke Puskesmas Weringinanom.
Perahu tambang yang menyeberang dari Desa Bogem Pinggir, Balongbendo Kabupetan Sidoarjo ke Desa Sumberame Kecamatan Weringin Anom Kabupaten Gresik itu akhirnya memakan korban. Dua orang meninggal, termasuk sang penolong Ujang Fadlilah dan Mis'ah Ariswati, penduduk Balongbendo. Empat orang masih belum ditemukan, masing-masing bernama Susriasih, Kusnadi dan suami istri Nur Cholis dan Khoirunnisa, keempatnya warga Balongbendo, Sidoarjo.
Pukul 8.50 Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf sudah berada di lokasi kejadian, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Surabaya. Gus Ipul segera melakukan koordinasi di beberapa tempat, untuk mencari keakuratan data mengenai korban. Dengan perahu yang naas itu, Gus Ipul kemudian menyeberang ke ke wilayah Sidoarjo dan menemui Capat Balongbendo. Dia kembali ke ke seberang, takziah ke rumah Ujang Fadlillah sekaligus memberi santunan kepada istrinya, Nunuk Widiatiningsih serta putrinya korban yang masih duduk di kelas 3 SMP, Anjanita Nur Sariah.
Dari kediaman almarhum Ujang, Gus Ipul kemudian ke Puskesmas Weringin Anom, menjenguk empat korban yang selamat dan dirawat, kemudian melepas dua jenazah Ujang dan Mis'ah yang dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya. Kepada korban selamat, Gus Ipul menyapa dan membesarkan hati mereka. Musibah bisa menimpa siapa saja, kali ini kita diberi cobaan dengan mendapat musibah. "Kita harus sabar dan tabah," kata Gus Ipul kepada para korban selamat dan keluarga mereka.
Menurut Gus Ipul, kita harus hati-hati menyikapi persoalan ini. "Jelas ada peraturan Menteri Perhubungan yang melarang beroperasinya perahu tambang di seluruh Indonesia. Tetapi tentu saja kita tidak dapat serta merta melarangnya. Menurut Prasasti Trowulan I bertahun 1358, disebutkan ada beberapa titik di sepanjang Kali Brantas yang dijadikan tempat penyeberangan. Jadi perahu penyeberangan ini sebenarnya sudah ada sejak jaman Majapahit," tambahnya.
"Karena itu solusinya juga harus diambil dengan hati-hati. Mungkin dengan dua program. Pertama membangun dermaga untuk perahu tambang itu dan kedua adalah membangun jembatan kecil untuk melintas motor dan orang. Kita bisa mengambil hikmah dari musibah ini dengan melakukan percepatan melalui koordinasi manajemen karena menyangkut dua wilayah yaitu Kabupaten Sidoarjo dan Gresik," katanya. (nga)
Wakil Gubernur Jawa Timur Saiifullah Yusuf mengunjungi korban selamat musibah perahu tambang terbalik, di Puskesmas Weringin Anom, Kabupaten Gresik, hari Kamis (13/4) siang. (foto: nis)