Perahu Sampah Kampung Mandar Banyuwangi, Nelayan Pungut Sampah
Dua orang pria tampak sibuk dengan sebuah perahu kecil di pinggiran muara sungai di kawasan Plengsengan, Kelurahan Mandar, Banyuwangi, Senin, 18 September 2023 siang. Di bawah terik matahari yang menyengat, mereka menyiapkan perahu berukuran 5 x 2 meter. Perahu ini dibuat khusus untuk menjaring sampah di perairan muara sungai yang tak jauh dari pantai Boom, Banyuwangi.
Sesaat kemudian, kedua orang ini naik ke perahu yang relatif kecil itu. Satu orang duduk di bagian depan perahu. Seorang lagi duduk di bagian belakang tepat di samping mesin.
Terlihat pria itu menarik starter mesin. Seketika terdengar suara mesin. Suaranya masih terdengar halus. Perahu ini pun menyusuri muara untuk berburu sampah yang bertebaran.
Sesekali, perahu sampah ini masuk di sela-sela perahu nelayan yang terparkir. Ini dilakukan jika terdapat sampah di antara perahu nelayan. Di kawasan muara ini memang menjadi tambatan perahu nelayan setempat. “Namanya perahu sampah,” ucap seorang pria muda berpostur tinggi yang berada di tepian muara sungai.
Dia adalah Hilmansyah Anwar, 35 tahun. Ketua Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Ikan, Putri Mandar. Hilman, panggilannya, juga Ketua Pokdarwis Kampung Mandar, pengelola Fish Market di kawasan Plengsengan, Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi.
Hilman menuturkan, perahu sampah ini memang dibuat untuk membersihkan sampah di kawasan muara sungai. Perahu ini dengan model katamaran. Yakni konfigurasi dua lambung kapal atau perahu yang memiliki dua lambung kapal. Di bagian tengah depan, di antara dua lambung perahu, dibuat ruang kosong untuk tempat jaring.
Dengan konsep ini, semua sampah yang ada di depan perahu langsung masuk ke jaring yang di pasang. Jaring ini disetel bongkar dan pasang. Sehingga, saat jaring sudah penuh dengan sampah, bisa dibuka untuk memindahkan sampah. “Konsep perahu ini idenya dari kita sendiri,” terangnya.
Warga Jalan Riau, Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi ini menambahkan, perahu ini sudah ada dan dioperasikan sejak awal Agustus 2023 lalu. Ide awal pembuatan perahu sampah ini muncul karena banyaknya sampah di sekitar kawasan Plengsengan dan muara sungainya.
Dia menerangkan, kawasan Plengsengan ini sempat menyandang status kawasan terkumuh di Banyuwangi pada tahun 2017. Dia pun berinisiatif mengumpulkan beberapa temannya untuk mengubah gambaran kumuh itu.
Dibentuklah tim kebersihan. Tugasnya membersihkan sampah di kawasan yang saat ini menjadi surga sea food ini. Dia dan teman-temannya mulai membersihkan sampah. Baik yang ada di darat maupun di perairan muara sungai.
“Yang di sungai kita bersihkan dari tepian dengan galah yang ujungnya kita pasang jaring, sementara yang di darat kita bersihkan dengan diangkut kendaraan roda tiga,” bebernya.
Kampanye membersihkan sampah ini terus dilakukan bersama teman-temannya. Karena saat itu masih banyak warga yang membuang sampah ke laut. Di awal, dia meminta warga untuk tidak membuang sampah ke muara sungai.
“Kita minta sampah jangan dibuang ke laut, diletakkan di darat saja. Nanti kita dan teman-teman kebersihan yang mengambil sampah tersebut,” katanya.
Perlahan tapi pasti, kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di sungai mulai tumbuh. Apalagi Plengsengan sudah berubah menjadi jujugan wisatawan sebagai destinasi wisata kuliner. Seiring perkembangannya, pada tahun 2022, Fish Market mendapatkan Corporate Social Responsibility (CSR) dari salah satu perusahaan BUMN.
Seluruh penerima CSR dari BUMN tersebut diikutsertakan dalam lomba. Pesertanya dari seluruh Indonesia. Fish Market Kampung Mandar terpilih menjadi juara satu. Reward-nya, tahun ini Fish Market Plengsengan, Kampung Mandar kembali mendapat kucuran dana dari BUMN tersebut. “Tahun ini dapat Rp300 juta, Rp19 juta untuk bikin perahu sampah ini,” ungkapnya.
Tidak hanya dikonsep sendiri, perahu sampah ini juga dibuat sendiri oleh Pokdarwis yang dipimpinnya. Sehingga perahu sampah ini memiliki banyak kelebihan. Perahu sampah ini tidak perlu banyak orang untuk mengawakinya. Cukup satu orang saja, sudah bisa mengoperasikannya. “Kita buat perahu yang bisa dijalankan satu orang, yang mengoperasikan anggota pokdarwis secara bergiliran,” jelasnya.
Pembersihan dengan perahu sampah ini dilakukan setiap hari. Waktunya tergantung posisi air laut. Yakni saat air laut sedang pasang. Biasanya dilakukan sekitar pukul 14.00 WIB. Kawasan perairan muara yang disisir kurang lebih satu kilometer. Dari ujung muara hingga hutan mangrove di selatan kawasan Fish Market. “Biasanya kita hanya butuh sekitar satu jam untuk melakukan pembersihan, kita lakukan setiap hari,” katanya.
Setiap harinya, rata-rata didapatkan sekitar satu kuintal sampah dari kawasan perairan muara. Sedangkan di darat, yakni sampah dari warung sea food dan warga berkisar satu sampai dua ton sampah. Di wilayah Kelurahan Kampung Mandar saja setidaknya ada 55 warung.
Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah. Sampah organik diambil para pembudidaya magot sebagai pakan. Sampah plastik yang masih bisa di daur ulang dijual kembali. “Yang tidak bisa didaur ulang ditampung di amrol dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi),” sambungnya.
Sejak dioperasikannya perahu sampah ini, sampah yang ada di laut khususnya di muara sungai dekat kawasan Plengsengan ini sudah berkurang drastis. Sebelum dibersihkan, nelayan setempat banyak yang mengeluhkan baling-baling mesin perahunya macet karena tersangkut sampah. Insiden ini bisa terjadi hingga tiga kali setiap kali akan melaut. “Dulu bisa tiga kali mati mesin kapal karena sampah. Sekarang paling satu kali atau bahkan tidak ada kejadian sama sekali,” jlentrehnya.
Saat ini, sudah tidak ada warga sekitar yang membuang sampah sembarangan. Apalagi ke laut. Karena masyarakat menyadari pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Warga sudah menyadari dampak yang akan diterima jika di kawasan Plengsengan banyak sampah. "Sampah banyak dari hulu,” jelasnya.
Ke depan, Hilman berencana akan mengembangkan perahu sampah ini menjadi perahu wisata. Para pengunjung bisa berkeliling dengan perahu yang sama menyusuri sungai yang sudah bersih dari sampah sembari menikmati hutan mangrove yang rimbun. “Untuk wisata mangrove, satu perahu bisa untuk enam sampai delapan orang,” pungkasnya.