Peracik Sabu Rumahan di Lumajang Mengaku Belajar dari Youtube
Satresnarkoba Polres Jember menggarebek tempat pembuatan sabu. Tak hanya satu, tapi polisi menggarebek tempat pembuatan sabu di empat lokasi yang berbeda, Kamis 22 Oktober kemarin. Hasilnya, polisi menangkap seorang pria dengan inisial GY, 47 tahun. Dia adalah warga Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, Lumajang. GY diduga pemilik tempat produksi sabu. Dia mengaku belajar secara otodidak dari YouTube.
“Ada empat lokasi yang disinyalir sebagai tempat produksi sabu. Pertama di rumah pelaku GY, di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh dan tiga rumah di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung, Lumajang,” kata Kapolres Lumajang, AKBP Eka Yekti.
Dari empat lokasi itu, polisi menyita berbagai barang bukti berupa bahan-bahan kimia yang disinyalir kuat digunakan pelaku untuk memproduksi narkoba jenis sabu. Tidak hanya itu, Satresnarkoba Polres Lumajang juga menemukan sabu cair yang dalam proses pengkristalan.
“Ini hanya menunggu proses pengkristalan. Jadi, ini bisa mengkristal dan menjadi sabu yang siap dijual,” jelas Eka Yekti.
Saat diinterogasi, GY mengaku kemampuan meracik narkoba jenis sabu merupakan hasil belajar secara otodidak dari konten YouTube. Kendati demikian, polisi tidak percaya begitu saja. Polisi meyakini ada orang lain yang mengajari GY.
“Pembuatan sabu membutuhkan keahlihan khusus, pasti ada orang lain atau bahkan jaringan pelaku yang terlibat. Tidak mungkin pelaku hanya belajar dari YouTube. Pasti ada gurunya,” tambah Eka Yekti.
Pelaku juga mengaku proses produksi sabu hanya mengandalkan bahan-bahan yang ada dan mudah didapat. Pelaku mendapat bahan-bahan itu dari luar kota. Kemudian bahan-bahan yang sudah terkumpul dijadikan satu wadah untuk diproses menjadi sabu.
Sejauh ini Satresnarkoba Polres Lumajang sudah mengambil 30 sampel sebagai barang bukti untuk kemudian diuji di Laboratorium Forensik Polda Jatim.
Sementara itu, Kasubdit Narkoba Bidlabfor Polda Jatim, AKBP Imam Mukti secara terpisah menjelaskan, pelaku GY memproduksi sabu menggunakan metode shake and bake. Metode ini memiliki risiko sangat tinggi dan berbahaya karena bisa menimbulkan ledakan.
"Baru pertama kali kami temukan pembuat sabu dengan metode shake and bake di Lumajang ini, ya satu-satunya di Jawa Timur. Dalam metode ini, pelaku mencampur semua bahan yang diperlukan dalam pembuatan sabu pada satu wadah, kemudian dikocok," jelas Imam, Sabtu, 23 Oktober 2021.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, bahan-bahan dalam pembuatan sabu ini, sudah banyak yang memenuhi unsur, seperti adanya aseton dan soda api. Namun untuk mengetahui kualitas dari hasil proses pembuatan sabu ini, polisi akan meneliti lebih dalam di laboratorium forensik Polda Jatim.