Penyumbang Inflasi di Jateng, Warga Diminta Tanam Cabai di Rumah
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong kepada masyarakat agar melakukan penanaman tanaman pangan di pekarangan rumah masing-masing. Hal itu sebagai salah satu upaya mengatasi melonjaknya harga bahan pokok.
"Hampir di setiap rumah itu memiliki halaman (pekarangan). Halaman rumah ini saya rasa perlu dimanfaatkan oleh masyarakat, untuk bisa bercocok tanam," kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana usai rapat koordinasi pengendalian inflasi di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin, 13 November 2023.
Nana menjelaskan, gejolak harga sejumlah komoditas pangan saat ini masih terjadi. Setidaknya ada lima bahan pokok yang harganya masih tinggi. Di antaranya beras medium, beras premium, cabai rawit, cabai merah, dan gula.
Lima komoditas ini menjadi perhatian Pemprov Jateng untuk distabilkan harganya dengan operasi pasar, gerakan pasar murah, dan menanam di pekarangan rumah.
Guna mendukung gerakan menanam di pekarangan rumah itu, Pemprov Jateng menyiapkan benih cabai untuk diberikan secara gratis kepada masyarakat. Penyaluran benih cabai itu dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan, bersama instansi terkait lainnya seperti Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah.
Dari Dinas Pertanian dan Perkebunan sudah menyiapkan benih cabai sekitar 3.000 pack dan 1.000 polibag. “Ini akan kami serahkan kepada masyarakat untuk dilakukan penanaman di masing-masing rumah. Tentunya dengan sasaran masyarakat tingkat bawah di tempat-tempat yang tadi inflasi dan IPH (Indeks Perkembangan Harga) tinggi," kata Nana.
Selain itu, Pemprov Jateng juga mulai menyiapkan program-program pertanian menghadapi musim penghujan.
Berdasarkan prediksi BMKG, bulan November-Desember 2023 sudah mulai masuk musim penghujan sehingga petani diarahkan untuk mulai menyiapkan lahan untuk bercocok tanam. Seperti tanaman padi atau tanaman pangan lainnya dengan tujuan stok pangan ke depan terjaga.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengatakan, untuk menjaga stok beras dan pangan tetap aman pada awal tahun 2024, maka petani harus sudah mulai menanam pada bulan November-Desember 2023.
"Penting menggerakkan pangan lokal, tidak hanya beras. Diversifikasi pangan perlu dilakukan, tidak hanya satu jenis. Potensi itu ada ketela, ubi jalar, jagung, sorgum, dan lainnya. Kita mulai gerakkan," katanya saat memberikan arahan dalam rapat pengendalian inflasi nasional yang dihadiri para kepala daerah se-Indonesia. (*)
Advertisement