Penyuluhan Stunting di 41 Lokasi, Alumni FK Unair Diganjar MURI
Penurunan angka stunting menjadi tema yang dipilih dalam Dies Natalis Pendidikan Dokter di Surabaya ke-110 dan Universitas Airlangga ke-69 tahun ini.
Untuk mendukung tema tersebut Ikatan Alumni Universitas Airlangga Komisariat Fakultas Kedokteran (IKA FK Unair) melakukan penyuluhan dan edukasi stunting di lokasi terbanyak.
Kegiatan tersebut berhasil mencetak rekor MURI. Tak hanya satu, ikatan Alumni FK Unair juga mendapatkan rekor MURI untuk webinar dengan pembicara dokter spesialis terbanyak dalam satu hari. Keduanya diberikan dalam puncak perayaan Dies Natalis pada Minggu, 26 November 2023.
Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai tradisi di setiap memperingati dies natalis, FK Unair juga berkolaborasi dengan Ikatan Alumni FK Unair, RSUD Dr. Soetomo dan RS Unair.
Tema stunting dipilih tahun ini karena stunting masih menjadi tantangan dunia kesehatan saat ini. Apalagi, hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk percepatan penurunan stunting.
“Kami melakukan pengabdian masyarakat (pengmas) stunting di 41 titik di 24 provinsi di Indonesia. Pelaksanaannya serempak pada tanggal 24 Oktober lalu dan dilaporkan live via zoom,” terang Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso.
Prof Bus- biasa ia disapa- menjelaskan, pengmas stunting ini dilakukan oleh alumni dari berbagai angkatan yang saat ini sudah menyebar di berbagai provinsi mulai ujung timur, Papua dan ujung barat, Aceh.
"Ada yang berkolaborasi dengan beberapa dokter, ada pula yang menjalankan pengmas seorang diri. Seperti yang dilakukan di alumni angkatan 2012 di Sulawesi Barat karena menjadi satu-satunya dokter yang ditugaskan di sana," jelasnya.
Pihaknya menyadari, persoalan stunting tidak bisa selesai hanya sekali penyuluhan. Penanganannya perlu berkelanjutan karena stunting merupakan masalah multisektoral. Ada nutrisi, pendidikan, dan masalah sosial seperti pencegahan pernikahan dini yang perlu diselesaikan.
Meski demikian, ia berharap gerakan ini bisa menjadi stimulus lain untuk terus berbuat dan mengedukasi masyarakat mengenai masalah stunting.
“Jadi kalau dikatakan apakah kita akan mendapatkan MURI, biarlah MURI yang mencatatnya. Kalau apa yang kita lakukan itu menurut kriteria mereka memenuhi syarat akan hal itu. Jadi, sekali lagi saya tegaskan bahwa itu bukan tujuan kami (mendapatkan MURI),” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Ikatan Alumni Komisariat Kedokteran UNAIR, Dr Bambang Wicaksono SpBP-RE Subsp EL(K) menambahkan, kolaborasi yang solid antar angkatan merupakan kunci di balik suksesnya program ini.
Hal ini sejalan dengan semangat Dies Natalis FK Unair 2023, yakni berkolaborasi dan berkarya untuk negeri. “Salah satu peran alumni adalah memberikan dukungan kepada fakultas kedokteran sebagai almamater. Terutama dalam hal Tri Dharma Perguruan Tinggi yang di dalamnya ada edukasi kepada masyarakat seperti ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Rekor MURI kedua adalah Webinar ilmiah dengan 69 topik bidang ilmu berbeda yang dilakukan selama 12 jam penuh. Webinar ini menghadirkan 69 narasumber dokter spesialis alumni FK Unair angkatan 1998.
“Kami mengangkat topik praktik klinis dari A-Z. Webinar berlangsung pada 15 Oktober 2023, mulai pukul 08.00 WIB pagi dan berakhir pada pukul 22.00 WIB,” tambah Ketua Dies Natalis, Linda Astari, dr., Sp.KK.
Selain itu, Senior Customer Relations Manager MURI, Andre Purwandono, S.S menuturkan, dua rekor baru yang dicatatkan ini masuk dalam kategori Museum Rekor Dunia Indonesia yaitu kategori superlative, segala sesuatu yang dapat kita hitung.
“Kedua rekor ini belum pernah tercatat di MURI dan kami sangat terhormat memberikan penghargaan untuk IKA FK Unair,” tandasnya.
Advertisement