Penyuluh Agama dan Para Dai Diminta Ikut Tangani Stunting
Wapres KH Ma'ruf Amin mengatakan, para penyuluh agama dan dai memiliki kekuatan yang cukup signifikan dalam mengubah perilaku masyarakat. Yakni melalui peran sebagai sumber ilmu (manbaul ‘ulum), murabbi, penggerak (muharrik), dan tauladan (uswatun hasanah) bagi masyarakat dan jamaahnya.
Wapres merangkap sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting menilai, dengan jumlah sekitar 50.232 penyuluh agama, memiliki peran strategis dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting.
"Keterlibatan penyuluh agama sangat diperlukan melalui khotbah, ceramah, dan taushiyah untuk mengajak masyarakat dalam mempercepat upaya penurunan stunting, seperti dengan mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan bersih, menghimbau ibu-ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menekankan pentingnya makan makanan yang bergizi, dan perlunya meminum tablet tambah darah, sehingga anak-anak balita tidak mengalami stunting," ujarnya saat memberi arahan kepada penyuluh agama, da’i, dan da’iyah di seluruh Indonesia yang berpartisipasi aktif dalam percepatan penurunan stunting di Istana Wakil Presiden, Kamis 6 Oktober 2022.
Wapres juga menekankan bahwa pendekatan keagamaan sangat penting untuk menyampaikan pesan-pesan penurunan stunting, karena masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan umat muslim, menjadikan agama sebagai landasan hidup yang menentukan tujuan hingga praktik kehidupan sehari-hari, sehingga banyak masalah dapat diselesaikan dengan pendekatan keagamaan.
“Upaya mendorong percepatan penurunan stunting adalah langkah-langkah mulia untuk mengimplementasikan maqashid asy-syari’ah (tujuan-tujuan disyari’atkan Islam), terutama hifdh an-nafs (perlindungan jiwa), hifdh al-‘aql (perlindungan akal), dan hifdh an-nasl (perlindungan keturunan), sehingga menjadi bagian dari ibadah yang harus diamalkan dan didakwahkan kepada masyarakat,” katanya.
Menutup arahannya, Wapres menyampaikan lima hal penting kepada para penyuluh agama dalam menurunkan stunting, yaitu: pertama, mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan bersih; kedua, mengajak masyarakat untuk makan makanan yang bergizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun; ketiga, mengajak masyarakat melakukan pengasuhan keluarga yang baik kepada anak-anak.
Kemudian, keempat, menghimbau pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, makanan pendamping ASI setelah 6 bulan, konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil; dan terakhir, mengedukasi kepada masyarakat bahwa perkawinan harus dilakukan oleh pasangan yang sudah berusia matang, baik secara fisik, psikologis, spiritual, maupun ekonomi.
“Saya optimis, jika lima pesan ini disampaikan insya Allah kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap stunting semakin meningkat, sehingga kasus stunting di masyarakat bisa dicegah dan angka stunting bisa diturunkan secara signifikan," pungkasnya.
Sebagai informasi, acara yang bertajuk “Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i dan Da’iyah untuk mendukung Percepatan Penurunan Stunting” ini, dihadiri secara luring oleh 24 orang perwakilan Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) dan para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dari 12 provinsi prioritas percepatan penurunan stunting serta pimpinan perwakilan organisasi masyarakat Islam tingkat pusat.
Selain itu, peserta daring diikuti oleh lebih dari 25 ribu orang penyuluh agama, da’i, da’iyah, penghulu KUA, Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Kantor Wilayah BKKBN seluruh Indonesia, serta perwakilan dari kementerian/lembaga.