Penyuka Seni, Ciputra Kolektor Karya Pelukis Legendaris
Ir. Ciputra, Pengusaha Pendiri Ciputra Grup, Filantropi berkekayaan Rp 20.4 Trilun (Globe Asia, 2018). Ia meninggal dunia Rabu dini hari, di Singapura. Tepatnya Rabu 27 November 2019 pukul 01.05. Ciputra meninggal dalam usia 88 tahun. Pemilik nama asli Tjie Tjin Hoan ini lahir 24 Agustus 1931 di Parigi, Sulawesi Tengah.
Ciputra terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses, antara lain pada Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Kekayaan pribadinya diperkirakan 1,3 miliar dolar AS.
Berikut jejak perjuangan hidup Ir Ciputra:
Ciputra memang dikenal sebagai penyuka seni. Koleksi lukisan yang dimilikinya, merupakan karya pelulis-pelukis legendaris Indonesia. Seperti Sudjojono, Basuki Abdullah, hingga Asri Nugroho dari Surabaya. Bahkan, karya-karya Hendra Gunawan dan Trubus pun menjadi koleksi khusus Ciputra.
Tak kurang, kolektor Oei Hong Djien dari Magelang mengaku memberikan apresiasi terhadap pribadi Ciputra. "Sebagai pengusaha, Pak Ci sangat peduli pada kesenian, khususnya para pelukis yang karyanya bagus," tuturnya.
Demikian pula sebagaimana disaksikan Freddy H Istando, yang pernah mengajar di Universitas Ciputra. Selera seni Ciputra, memberikan banyak kemungkinan citra kebanggaan bagi sang tokoh.
Seni agaknya tak lepas dari selera pengusaha berhasil. Dengan selera seni itulah, ia pun mengembangkan bisnisnya di bidang properti, yang memang mengutamakan hal artistik itu.
Usaha Ciputra
Grup Ciputra adalah kelompok usahanya yang kelima. Grup usaha ini berawal dari PT Citra Habitat Indonesia, yang pada awal tahun 1990 diakui sisi seluruh sahamnya dan namanya diubah menjadi Ciputra Development (CD).
Ciputra menjadi dirutnya dan keenam jajaran direksinya diisi oleh anak dan menantu Ciputra. Pertumbuhan Ciputra Development belakangan terasa menonjol dibandingkan keempat kelompok usaha Ciputra lainnya.
Dengan usia paling muda, CD justru yang pertama go public di pasar modal pada Maret 1994. Baru beberapa bulan kemudian Jaya Real properti menyusul. Total aktiva CD pada Desember 1996 lalu berkisar Rp. 2,85 triliun, dengan laba pada tahun yang sama mencapai Rp. 131,44 miliar.
CD kini memiliki 4 proyek skala luas: Perumahan Citra 455 Ha, Citraraya Kota Nuansa Seni di Tangerang seluas 1.000 Ha, Citraraya Surabaya 1.000 Ha, dan Citra Indah Jonggol. 1.000 Ha. Belum lagi proyek-proyek hotel dan mal yang dikembangkannya, seperti Hotel dan Mal Ciputra, serta super blok seluas 14,5 hektar di Kuningan Jakarta.
Grup Ciputra juga mengembangkan Citra Westlake City seluas 400 hektar di Ho Chi Minh City, Vietnam. Pembangunannya diproyeksikan selama 30 tahun dengan total investasi US$2,5 miliar.
Selain itu, CD juga menerjuni bisnis keuangan melalui Bank Ciputra, dan bisnis broker melalui waralaba Century 21. Sejak beberapa tahun lalu, Ciputra menyatakan Kelima grup usahanya – terutama untuk proyek-proyek propertinya – ke dalam sebuah aliansi pemasaran.
Aliansi itu semula diberi nama Sang Pelopor, tapi kini telah diubah menjadi si Pengembang. “Nama Sang Pelopor terkesan arogan dan berorientasi kepada kepentingan sendiri,” ujar Ciputra tentang perubahan nama itu.
Keluarga Ciputra
Mengenai keluarga Ciputra, diketahui, Ciputra menikah dengan Dian Sumeler. Dari pernikahannya tersebut, Ciputra mempunyai empat orang anak bernama Rina Ciputra Sastrawinata, Junita Ciputra, Cakra Ciputra, Candra Ciputra.
Kekayaan Ciputra
Ciputra dikenal sebagai seorang pelopor pembangunan kota skala besar. Ciputra menekankan pentingnya menyebarkan semangat kewirausahaan. Ciputra adalah adalah seorang pengusaha yang sangat menyukai seni. Ia juga merupakan salah satu filantropis terbesar di Indonesia.
Menurut data yang diambil dari majalah Globe Asia tahun 2018, PT Ciputra Development Tbk berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,3 triliun pada kuartal pertama 2018. Total kekayaan Ciputra menurut data dari majalah Globe Asia tahun 2018 sejumlah 20.4 Trilun Rupiah. Ia menempati posisi 31 dalam daftar orang terkaya di Indonesia. (habis)
Advertisement