Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha di Lamongan Naik 10.Persen
Pemotongan hewan kurban Hari Raya Idul Adha 1456 Hijriyah di Lamongan naik hingga 10 persen dari tahun sebelumnya. Persentase ini bisa jadi bertambah, karena terhitung hingga hari ini, Minggu, 16 Juni 2024.
Karena itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Lamongan harus mengeluarkan sebanyak 530 surat rekomendasi pemotongan dan menyebar seluruh kecamatan. Tidak hanya di masjid atau tempat ibadah lainnya, tetapi juga di kelompok masyarakat pemukiman.
Seperti warga Perumahan Planet Green, Kelurahan Tlogoanyar, Kecamatan Lamongan yang akan memotong hewan kurban empat sapi dan enam kambing itu, secara resmi mendapatkan surat rekomendasi pemotongan hewan atau surat persetujuan tempat pemotongan hewan kurban dari Disnakeswan Lamongan.
Sekedar informasi, satu contoh jumlah kambing yang dipotong pada Idul Adha tahun lalu mencapai 14.490 ekor. Hanya, untuk tiga jenis hewan kurban di Idul Adha tahun ini masing-masing tersedia kambing sebanyak 15.772 ekor, 11.000 ekor domba dan 8.074 ekor sapi, 15.772 ekor.
Menurut Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Rahendra, hasil pantauan, pihaknya hingga hari ini sudah mengunjungi sebanyak 48 lapak tempat penjualan hewan kurban. Terinci, jenis ternak sapi sebanyak 366 ekor, kambing 437 ekor dan domba 280 ekor.
"Dari semua hewan kurban yang dijual di Lamongan semuanya layak disembelih sebagai hewan kurban, "katanya, saat dikonfirmasi ngooibareng.id, Minggu 16 Juni 2024, sore.
Sedang pantauan di tempat pemotongan hewan kurban. Lanjut Rahendra, mulai sore hingga malam ini baru dilaksanakan ante mortem. Yakni pemeriksaan secara fisik tampilan luar sebelum di potong akan dilakukan pemeriksaan pada mata, hidung, mulut, kelengkapan anggota tubuh dan anus.
"Kita lakukan sore hingga malam alasannya karena kebanyakan sapi baru di kirim setelah magrib. Selain itu menghindari panas," terangnya.
Untuk menjalani tugas ini, Disnakeswan Lamongan menyebar 100 personil untuk memantau sekaligus memastikan kesehatan hewan sebelum dipotong.
Petugas sebanyak itu juga mengemban tugas memantau kelayakan daging untuk dikonsumsi. Tujuannya, agar masyarakat menerima daging kurban yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).
Tim pemeriksa kesehatan hewan itu terdiri dari medik veteriner atau dokter hewan pemerintah dan dokter hewan mandiri. Selain itu ada paramedik veteriner maupun pelajar dan mahasiswa. Mereka bertugas di masjid dan tempat pemotongan hewan seluruh kecamatan.
"Sesuai disampaikan Bapak Bupati Yuhronur, apa yang dilakukan itu merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab bahwa Lamongan tidak ingin dikatakan hanya sebagai daerah penyedia hewan kurban berlimpah tapi tanpa mempedulikan kualitas," pungkasnya.