Penyelesaian Banjir Jadi Prioritas Pemkot Surabaya, Rencana Anggarannya Rp 1,4 Triliun
Permasalahan banjir dan genangan masih menjadi prioritas untuk diselesaikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada tahun 2025. Penyelesaian banjir di Surabaya pun termasuk dalam program prioritas pemerintah kota, dan dianggarkan sebesar kurang lebih Rp 1,4 triliun.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan, akan terdapat anggaran tambahan yang sedang disiapkan untuk program penyelesaian banjir di metropolis. Rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan oleh DPRD Kota Surabaya.
“Kemarin (rancangan anggaran) sudah disampaikan, tapi masih ada koreksi-koreksi. Karena, nanti semua akan tahu jadi belanja wajibnya pemkot itu piro (berapa), nanti akan saya sampaikan itu,” ujarnya, Minggu 12 Januari 2025.
Dirinya menyebutkan, setelah anggaran nantinya disetujui, maka belanja wajib yang menjadi prioritas pemkot di 2025 juga akan disampaikan. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui proyek atau program apa saja yang menjadi prioritas utama pemkot di tahun ini.
Adapun belanja wajib itu diantaranya adalah Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA), pembayaran UHC BPJS, gaji pegawai, pembayaran listrik, hingga penyelesaian stunting.
“Nah, yang wajib-wajib itu berapa, sisanya baru digunakan untuk pekerjaan yang lainnya. Nah, yang lainnya nanti juga akan saya sampaikan,” jelasnya.
Eri menegaskan, masing-masing kepala dinas nantinya juga akan menyampaikan paparan anggarannya masing-masing. Salah satunya adalah Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, yang menjadi salah satu motor penyelesaian permasalahan banjir di kawasan kota.
“Nah, nanti DSDABM akan menyampaikan (penyelesaian) banjir di Surabaya, itu ada 180 titik, lokasinya akan disebutkan semua. Nah, di titik ini nanti DSDABM juga akan menyampaikan secara terbuka, misal 1-5 (titik) itu satu catchment area (satu wilayah penanganan) dan 6-20 itu juga catchment area, maka dikerjakan langsung, tidak separuh-separuh," paparnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya itu juga menegaskan, hal ini perlu disampaikan kepada masyarakat agar mereka tahu secara rinci titik-titik penanganan banjir di Kota Pahlawan. Menurutnya, penyelesaian banjir di Surabaya dilakukan secara bertahap menyesuaikan titik prioritas dan anggaran yang disiapkan.
“Misal (masyarakat tanya) loh habis bangun box culvert, kok masih banjir? Nah, box culvert di titik itu (satu catchment area) yang tidak banjir, sama seperti di Dukuh Kupang, Pakal Madya, itu sudah nggak banjir karena sudah dikerjakan. Kalau di tempat lainnya ya masih banjir karena (memang) belum dikerjakan, dan ada beberapa ratus titik tadi,” rincinya.
Dirinya mengungkapkan, pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya mengacu skala prioritasnya, termasuk penanganan banjir, termasuk di kawasan perkampungan. Bila di suatu kampung masih belum memiliki U-Ditch, maka akan masuk dalam prioritas.
“Nah, sing gak banjir yo nggak tak garap (yang nggak banjir ya nggak saya kerjakan), jadi bertahap di tahun berikutnya,” pungkasnya.
Advertisement