Penyelesaian Akhir Persebaya Masih Lemah, Ini Kata Pengamat
Persebaya berhasil menghentikan rekor buruk tiga pertandingan tanpa kemenangan usai mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 1-0, Selasa, 23 Agustus 2022 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Namun, jika melihat penampilan mereka dalam empat pertandingan terakhir, Persebaya jangan senang dulu. Pasalnya, meski secara permainan mereka cukup rancak dan menciptakan banyak peluang, masih ada persoalan yang harus dibenahi Aji Santoso.
Pengamat sepak bola sekaligus mantan pemain Persebaya di era 80-an, Ferryl Raymond Hattu, menyebutkan, bahwa penyelesaian akhir para pemain Persebaya masih lemah.
“Kalau mau jujur, dengan materi pemain baru dan mayoritas masih muda, permainan Persebaya memang cukup bertenaga. Mereka sanggup terus berlari selama 90 menit. Tapi itu saja tidak cukup,” ujar Ferryl.
Menurutnya, selain kelengahan di menit-menit akhir dan kurangnya antisipasi bola-bola atas, Aji masih harus melakukan perbaikan pada penyelesaian akhir. Sebab, hal ini yang dirasa masih cukup lemah.
“Persebaya memiliki banyak peluang di setiap pertandingan. Tapi finishing touch-nya yang kurang. Berarti ada yang perlu dipoles oleh pelatih,” tutur kapten timnas Indonesia di SEA Games 1991 itu.
Ferryl tak yakin, target peringkat tiga yang dicanangkan manajemen di musim ini mampu direalisasi jika persoalan itu masih terjadi. Sebab, perjalanan Persebaya di kompetisi ini masih panjang dan berliku. Ada sejumlah lawan berat yang siap menghadang di laga-laga selanjutnya.
Minim Gelandang Kreatif
Masalah lainnya, Persebaya juga minim gelandang kreatif yang bisa menjadi pelapis Marselino Ferdinan. Meski ada Higor Vidal, namun tipikal permainan kedua pemain itu berbeda, kendati keduanya bisa berperan sebagai playmaker.
“Kondisi ini mengkhawatirkan. Karena jika Marselino membela timnas atau cedera, dan Vidal cedera, Persebaya nyaris tidak punya gelandang yang bisa menjadi solusi ketika kedua pemain ini absen. Atau kalau pun salah satunya bisa tampil, tapi lagi off day,” paparnya.
Maka itu, menurut Ferryl, Aji perlu membuat rancangan komposisi pemain tanpa kedua pemain itu. “Pelatih tentu tahu harus melakukan apa dan bagaimana caranya untuk menutupi kelemahan itu. Yang jelas, kekurangan itu sangat terlihat ketika mereka kalah di tengah saat melawan Madura United yang memiliki dua gelandang kreatif, Esteban Vizcarra dan Slamet Nurcahyo,” katanya.