Penyeberangan Jangkar-Lembar Permanen, Gantikan Ketapang-Lembar
Penyeberangan jarak jauh atau long distance ferry dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo, menuju Pelabuhan Lembar, Lombok (Jangkar-Lembar) dipastikan akan beroperasi secara permanen. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi mendalam. Lintas Jangkar-Lembar ini akan menggantikan lintasan Ketapang, Banyuwangi-Lembar.
Dalam rilis yang diterima Ngopibareng.id, Senin, 8 Desember 2024 malam, Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan layanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar secara resmi akan beroperasi secara permanen. Keputusan ini berdasarkan hasil Rapat Evaluasi dan Optimalisasi Layanan Penyeberangan Lintas Jangkar-Lembar yang telah dioperasikan mulai 15 Desember 2023 hingga momen Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Selain itu keputusan ini juga mengacu pada Surat Direktur Transportasi SDP perihal Pemberitahuan Pengalihan Pelayanan Tujuan Pelabuhan Lembar (NTB) selama periode Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023/2024.
"Lintasan tersebut akan menggantikan layanan penyeberangan di lintas Ketapang-Lembar," ujarnya.
Keputusan pengoperasian lintas Jangkar-Lembar secara permanen ini, menurutnya diambil dengan mempertimbangkan berbagai analisis manfaat. Mulai dari aspek regulasi & government, aspek ekonomi & lingkungan, aspek operasional & pelayanan, aspek keselamatan (safety), aspek konsumen, aspek bisnis (usaha), dan aspek kesisteman.
"Terbukti dengan pengoperasian layanan penyeberangan di lintas Jangkar-Lembar menciptakan pola operasional yang jauh lebih lancar & seamless baik di Pelabuhan Ketapang maupun di Pelabuhan Jangkar," katanya.
Dia menambahkan, pasca pelaksanaan Rapat Evaluasi & Optimalisasi Lintas Jangkar-Lembar, BPTD Kelas II Jawa Timur telah mengeluarkan Surat Jadwal Operasi Kapal Lintas Penyeberangan Jangkar-Lembar pada 5 Januari 2024. Selanjutnya, secara paralel regulator memproses penetapan operasional dan pelayanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar.
“Terhitung mulai hari Sabtu (6 Januari 2024), kapal-kapal perbantuan yang sebelumnya beroperasi di Lintas Ketapang-Gilimanuk akan dipindahkan kembali untuk melayani lintas penyeberangan Jangkar-Lembar,” terangnya.
Sesuai dengan jadwal operasi kapal yang diatur dalam Surat Kepala BPTD Kelas II Jawa Timur, saat ini kapal yang beroperasi melayani di lintas Jangkar-Lembar adalah KMP Jambo X milik PT Duta Bahari Menara Line, KMP Tunu Pratama 5888 milik PT Raputra Jaya, dan KMP Parama Kalyani milik PT Jemla Ferry.
Selain itu regulator tengah mempersiapkan enam kapal lainnya untuk membantu operasional & pelayanan lintas Jangkar-Lembar. ASDP, kata Dia, juga akan mengoperasikan KMP Jatra II di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar ini.
"Dengan dioperasikannya layanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar ini menambah kapasitas (daya tampung) Pelabuhan Ketapang dan kapasitas Jangkar-Lembar. Selain itu pola operasional & pelayanan di pelabuhan dan angkutan penyeberangan menjadi semakin efektif, terukur, lancar, dan selamat (seamless),” katanya.
Pelabuhan Jangkar, Situbondo memiliki jarak kurang lebih 65 Kilometer dari Pelabuhan Ketapang. Layanan operasional penyeberangan dari Pelabuhan Jangkar menuju Pelabuhan Lembar memerlukan waktu pelayaran kurang lebih selama 15 jam pelayaran.
Berdasarkan realisasi data produksi di lintas Jangkar-Lembar periode 15 Desember 2023-4 Januari 2024 muatan didominasi kendaraan logistik yakni sejumlah 59 persen. Diikuti roda 4, roda 2, dan bus sebesar 21 persen, 17 persen dan 3 persen. Maksimal tonase kendaraan yang dapat dilayani di Pelabuhan Jangkar, Situbondo adalah 42 ton.
“Di mana hal ini tentunya mendukung program pemerintah dalam menegakkan aturan berkaitan dengan Over Dimension Over Loading (ODOL),” tegasnya.
Dia menambahkan, PT. ASDP Indonesia Ferry berkomitmen terus meningkatkan konektivitas masyarakat dari sektor pariwisata, sektor logistik, dan sektor perekonomian melalui layanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar.
Hal ini dilakukan ASDP sebagai upaya mendukung program Pemerintah dalam mendorong peningkatan perekonomian daerah dan nasional, pengembangan kawasan wisata, peningkatan economic of scale & economic of scope di kedua wilayah provinsi tersebut.
“Termasuk dan tidak terbatas dalam hal antisipasi bangkitan ekonomi yang berpotensi akan meningkat dengan signifikan menyusul telah tersambungnya akses Tol Purbowangi,” ujarnya.