Di Surabaya, Jusuf Kalla Ingatkan Jaga Kebersihan Masjid
Jusuf Kalla, Ketua Pengurus Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) menginstruksikan kepada takmir di Indonesia untuk menjaga kebersihan di dalam masjid, bahkan dengan pembersih anti kuman.
"Hal pokok adalah kebersihan, masjid harus teratur dibersihkan dengan obat anti kuman. Meski bukan untuk virus, tapi paling tidak untuk kumannya," ungkap Ketua PP DMI Jusuf Kalla saat menghadiri acara pelantikan DMI Surabaya di hotel Dyandra, Jumat 6 Maret 2020.
Ia melanjutkan, jika melihat penyebaran virus corona di negara lain seperti Iran dan Korea Selatan, mayoritas terjadi di tempat keramaian dan tempat peribadatan. "Pengalaman Iran dan Korea adalah tempat ibadah, cepat sekali. Di tempat keramaian antara orang ke orang," tambahnya.
Mantan Wakil Presiden RI dua periode tersebut juga menyarankan kepada seluruh masyarakat, khususnya Surabaya, agar tetap tenang dan waspada. Salah satu cara untuk menekan risiko penularan bisa dilakukan dengan membawa alat salat sendiri agar tidak bersentuhan dengan jejak orang lain.
"Kita imbau jemaah bawa sajadah sendiri dari rumah, atau sapu tangan untuk sujud saja. Memang ini prosentasenya kecil dari pada China, 1/15.000 di China," imbuhnya
Bahkan, ia mengimbau jika di setiap masjid dan musala agar disediakan sabun di tempat wudlunya. "Jadi intinya adalah kebersihan dan kedisiplinan. Kita harapkan juga di tempat wudlu ada sabun, jadi sebelum wudlu pakai sabun dulu. Kalo bisa sabun cair biar tidak bersentuhan," jelasnya.
Sebelumnya, telah beredar surat dari Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim yang menyatakan terdapat 65 warga Jatim yang berstatus suspect virus corona.
Dalam edaran tersebut, PMI meminta adanya pendampingan. Surat tersebut tertanggal 3 Maret 2020 dengan nomor 267/02.06/Yankes/III/2020. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana telah membantah bila 65 orang tersebut suspect corona.
Herlin menyebut, 65 orang itu dalam keadaan sehat. Karena Istilah suspect dalam pedoman penanganan Covid-19 telah dihapus, karena menyebabkan orang cenderung panik dan dianggap masuk dalam kelompok sakit. Sedangkan 65 orang sesuai surat PMI, merupakan kelompok 1, yaitu dengan keterangan sehat.
Advertisement