Sirkulasi Eddy Penyebab Hujan Deras Disertai Angin di Surabaya
Seluruh wilayah Surabaya dan sekitarnya diguyur hujan sejak siang hingga petang, pada Kamis, 28 Mei 2020. Menurut BMKG, ternyata ada beberapa penyebab yang membuat tingginya intensitas hujan di daerah Kota Pahlawan tersebut.
Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan, pihaknya menemui adanya sirkulasi Eddy yang muncul sejak Rabu, 27 Mei 2020 malam. Sirkulasi Eddy merupakan pusaran angin tertutup dengan durasi harian dan mengakibatkan turun hujan.
Teguh menambahkan, sirkulasi Eddy ini tak hanya mengakibatkan hujan di Surabaya. Tetapi hampir seluruh wilayah Jawa, bahkan di Pulau Sumatra.
"Kalau dilihat pola angin seperti di atas saya rasa semua Jawa sekarang ini masih sampai dengan pesisir barat Sumatra dan Lampung," kata Teguh kepada Ngopibareng.id, ketika dikonfirmasi.
Selain itu, pemicu hujan di wilayah Surabaya dan Jawa Timur juga disebabkan MJO atau Madden Julian Oscilation. Yakni pergerakan massa udara dari barat ke timur di sekitar equator, yang menyebabkan peningkatan potensi pembentukan awan hujan.
Menurut Teguh, jika MJO aktif dan melintas, potensi hujan sedang hingga ekstrem akan meningkat.
"Secara umum hujan yang masih menyapa Jatim beberapa hari belakangan ini dikarenakan gangguan atmosfer diantaranya MJO yang aktif pada tanggal 22-23 Mei 2020," jelas dia.
Teguh juga memaparkan ada pengaruh gelombang Equatorial Rossby yang terjadi di atmosfer atau lautan yang berotasi secara berpasangan, bergerak ke arah barat di sekitar kawasan equator sehingga menyebabkan wilayah yang dilaluinya terjadi cuaca buruk.
"Gelombang Equatorial Rossby aktif pada tanggal 25 Mei, dan diprakirakan masih akan berlangsung hingga 3 hari ke depan," imbuhnya.
Sementara itu, ada pula pola palung tekanan rendah di Selatan Jawa yang tekanan atmosfernya relatif rendah. Sebagian palung membawa awan hujan dan pergantian angin.
Terakhir, ditemukan adanya Anomali Positif SST atau Sea Surface Temperature, yang berkaitan dengan suhu ketinggian atau kedalaman tertentu dari permukaan laut.
"Anomali positif SST atau Sea Surface Temperature terpantau pada tanggal 25 dan 26 Mei," tutup Teguh.