Penyebab Gempa Dahsyat di Turki
Turki dan Suriah diguncang gempa dahsyat mencapai 7,8 magnitudo, pada Senin, 6 Februari 2023, pagi hari. Sejumlah pakar menjelaskan penyebab dari gempa yang menewaskan belasan ribu jiwa itu.
Gempa di Turki dan Suriah
Gempa di Turki dan Suriah menjadi peristiwa yang umum. Dua wilayah ini berada di pertemuan lempeng Semenanjung Arabia dan Eurasia.
Pakar di Universitas Columbia Michael Steckler menyebut jika dua lempeng berbeda ini sedang bergerak menuju satu titik yang sama dan sering berbenturan.
Dampaknya, salah satunya gempa dahsyat di Aleppo tahun 1138, serta di Turki tahun 1999 yang menewaskan ribuan orang.
Gempa pada Senin juga disebut sebagai dampak pertemuan dua lempeng ini, dan tercatat sebagai yang terbesar selama 80 tahun terakhir, dilansir dari NPR, pada Kamis 9 Februari 2023.
Patahan Anatolia Utara
Selain itu, sebagian besar gempa bumi terbesar dalam seratus tahun terakhir juga terjadi di sepanjang Patahan Anatolia Utara.
Namun, belakangan terjadi tekanan di sepanjang Patahan Anatolia Timur.
Patricia Martínez-Garzón, seismolog di GFZ Potsdam, menyebut patahan ini juga berperan pada terjadinya gempa di masa lalu. Namun ia heran, patahan ini cukup tak aktif sepanjang abad ini.
Pakar lain, Fatih Bulut dari Lembaga Penelitian Gempa Bumi di Universitas Boğaziçi di Istanbul, meyakinkan jika patahan besar itu mampu menghasilkan gempa berkekuatan 7,4 magnitudo atau lebih besar.
Penelitian itu berasal dari pemodelan komputer. "Maka gempa ini bukanlah hal yang mengejutkan bagi kami," katanya.
Sulit Diprediksi
Meski ilmuwan memiliki teori terkait penyebabnya, mereka masih kesulitan memprediksi kapan gempa akan terjadi.
Selain itu, penyebab gempa juga sering tidak berdiri sendiri. Pada dua kali gempa Turki diketahui jika gempa awal dipengaruhi oleh patahan dan menyebar ke patahan lain di Laut Mati, tempat lempeng Arab, Anatolia, dan Afrika bertemu.
Sedangkan gempa kedua berkekuatan 7,5 terjadi beberapa jam kemudian di patahan terdekat yang telah dipetakan tetapi bukan bagian dari Patahan Anatolia Timur. "Wilayah ini adalah area yang rumit dengan banyak sistem kesalahan," kata Steckler.
Benturan Patahan
Steckler juga menduga, gempa kali ini terjadi karena benturan antara Patahan Arabian dan Anatolia.
Patahan yang saling berbenturan itu menyebabkan gempa tersebar hingga ratusan kilometer, sepanjang patahan.
Konstruksi Gedung
Selain area gempa yang luas, kondisi fisik gedung juga menjadi penyebab banyaknya korban yang meninggal.
Pada wilayah dengan bangunan yang runtuh, ditemukan gedung-gedung buatan lama yang selamat dari gempa sebelumnya. Pada gedung yang baru juga dicurigai jika bangunan dibuat tanpa mematuhi standar konstruksi yang aman.
Pakar lain menyebut kedalaman gempa yang cukup dangkal, juga menyebabkan dampak kerusakan yang besar sebab dekat dengan populasi manusia.