Diskusi Dibatalkan, Gara-gara Rocky Gerung Pembicara 'Nasional' ?
Diskusi akal sehat yang digelar di Ponpes Yanbaul Ulum, Tuban, dan rencananya akan dihadiri oleh Rocky Gerung terpaksa harus dibatalkan. Hal ini lantaran adanya beberapa penolakan dari sejumlah ormas.
Panitia acara diskusi, Rahman mengatakan mula pihaknya telah mempersiapkan gelaran diskusi ini sejak pekan lalu. Namun, Senin, 18 Maret 2019, kemarin, mendadak panitia mendapat pemberitahuan jika ada sejumlah kelompok yang menolak acara teraebut.
"Senin siang kita dapat pemberitahuan kalau ada pihak-pihak yang menolak. Di situ ada PAC Ansor Tuban, kemudian ada PMII, ada Karang Taruna, KNPI, keluarga besar putra-putri polri (KBPP), Sarbumusi, Pemuda Pancasila dan perwakilan masyarakat Tuban," kata Rahman saat konferensi pers di Graha Astranawa, Surabaya, Selasa, 19 Maret 2019
Mediasi yang mempertemukan panitia, ormas penolak dan kepolisian pun digelar. Namun hal itu berjalan alot bahkan kepolisan pun menyebut jika panitia mengundang pembicara nasional, maka pitak Rahman harus meminta izin ke Polda Jatim.
"Menurut Kasat Intel untuk mengundang pembicaraan nasional itu harus izin ke Polda. Kesepakatan kalau dari pihak Kepolisian mendapat izin, akan ada acara. Tapi jika tak dapat izin, maka panitia harus legowo untuk membatalkan itu," lanjut Rahman.
Kendati demikian, Rahman mengaku batal digelarnya acara ini bukanlah karena izin dari Kepolisian yang gagal dikantongi. Namun, lebih karena pihak pondok pesantren yang mengkhawatirkan acara ini bisa menggangu kemanan dan ketertiban masyarakat.
"Acara dibatalkan oleh ponpes karena pertimbangan kamtibmas. Akhirnya karena khawatir dengan resistensi dan gangguan kamtibmas," lanjutnya.
Di sisi lain, Rocky Gerung, menganggap penolakan terhadap kehadirannya sebagai pembicara dalam diksusi tersebut, adalah sebagai hal yang absurd. Hal itu lantaran, polisi meminta panitia mengurus izin hingga ke Polda Jatim, karena ia dianggap sebagai pembicara nasional.
"Pembicara nasional harus izin Polda? Itu aturan apa, dan logikanya apa? Semua orang bicara mau lokal mau nasional, jadi yang kasih saya sertifikat pembicara nasional itu siapa, ngaco namanya," kata Rocky.
"Itu cara orang menghalangi dengan teori yang agak absurd, ini kan pembicara nasional jadi musti izinnya nasional, lo dia kan bicara di lokal," tambah dia.
Rocky pun menyebut bahwa keadaan demokrasi belakangan ini semakin memburuk, menyusul banyaknya pembubaran acara, penghadangan diksusi yang makin sering terjadi. Ia melihat bahwa keadaan ini adalah sebuah paradox dari sifat demokrasi itu sendiri.
Apalagi, kata Rocky menjelang tahun politik, seharusnya negara bisa memfasilitasi dan melindungi segala gelaran-gelaran yang berisi pembicaraan soal politik. Bukan malah melarangnya dan melakukan penghadangan.
"Jadi intinya seluruh pembicaraan politik seharusnya diperluas, bukan dioersempit, itu marwah akal sehat yang musti kita jaga, dalam demokrasi itu, itu prinsipnya," kata dia. (frd)