Penyanyi Sia Blak-blakan Idap Sindrom Langka Autisme
Penyanyi asal Australia, Sia mengungkap kondisinya didiagnosis autis. Sia berani untuk terbuka mengenai kondisi kesehatan mentalnya. Saat ini, ia sedang dalam tahap pemulihan dari kondisi langka bernama sindrom Ehlers-Danlos.
Dari jurnal US National Library of Medicine menyebutkan, sindrom Ehlers-Danlos (EDS) merupakan gangguan yang mempengaruhi jaringan penghubung yang mendukung kulit, tulang, dan beberapa orang serta jaringan lain.
Kondisi tersebut membuat pengidapnya mengalami hipermobilitas atau tubuh yang super lentur dan mampu menyebabkan rasa sakit kronis. Selain itu, masalah tersebut jarang terjadi dan hanya menyerang satu dari 5.000 orang di seluruh dunia.
"Saya ternyata mengidap spektrum autisme dan sedang dalam masa pemulihan. Ada banyak hal yang harus dipulihkan," ungkap Sia saat menjadi bintang tamu Rob Cesternino di program podcast pribadinya, belum lama ini.
Pelantun Chandelier berambut pirang itu mengaku sepanjang hidupnya sering merasa janggal dan ada sesuatu yang berbeda.
"Selama 45 tahun, saya seperti 'Saya harus mengenakan pakaian manusia saya' dan hanya dalam waktu dua tahun terakhir saya merasa menjadi manusia sepenuhnya. Sepenuhnya menjadi diri saya sendiri," terang Sia.
Kesulitan Mengolah Emosi
Gejala lain yang tidak terlalu terlihat dari kondisi ini adalah kesulitan mengolah emosi. Dalam podcast tersebut, Sia mengatakan bahwa dia kesulitan mengolah perasaan kegembiraan dan kesedihan dalam hidup.
"Ini sangat membingungkan, dengan cara yang sama seperti mengolah hal-hal negatif, mengolah hal-hal positif juga sangat sulit untuk mengatur emosi," kata Sia.
Penyanyi bernama asli Sia Kate Isobelle Furler itu tidak bisa mengenal dirinya sendiri dan dipenuhi oleh banyaknya luka di masa lalu.
"Tidak ada yang bisa mengenal dan mencintaimu ketika kamu dipenuhi dengan rahasia dan hidup dalam rasa malu, ketika kita akhirnya duduk di ruangan yang penuh dengan orang asing dan memberi tahu mereka rahasia terdalam, tergelap, dan paling memalukan dari diri kita, semua orang tertawa bersama kita dan kami tidak merasa seperti sampah untuk pertama kalinya dalam hidup kami," beber Sia.
Merasa Plong
Sia mengaku bahwa setelah membagikan rahasia terdalamnya, dalam hal ini adalah spektrum autisme, untuk pertama kalinya dia merasa hidup tanpa berpura-pura.
"Saat kita akhirnya duduk di ruangan yang penuh dengan orang asing dan berbagi rahasia terdalam, paling gelap, paling memalukan, dan semua orang ikut tertawa bersama. Kita merasa tidak rendah diri untuk pertama kalinya dalam hidup, dan merasa dilihat sebagai diri yang sebenarnya untuk pertama kalinya. Baru kita bisa mulai hidup di dunia ini tanpa berpura-pura menjadi apa pun,” jelas Sia.
Meski demikian, Sia tidak mengungkap secara detail kondisi perkembangan mentalnya saat ini. Tapi ia juga mengaku memiliki rasa kecemasan yang tinggi dan sulit berempati dengan orang lain.
Gejala Berbeda
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, diagnosa paling umumnya ditemukan pada anak-anak. Namun, gangguan spektrum autisme bisa mudah terlewatkan karena gejalanya bervariasi, dan beberapa gejala bisa sangat halus.
Perempuan juga mungkin tidak terdiagnosis dalam waktu lama, karena sebagian besar penelitian dilakukan pada anak laki-laki dan pria, seperti melansir Insider.
Menurut Autistic Self Advocacy Network, gejala halus lainnya bisa mencakup sensitivitas yang tinggi terhadap cahaya terang atau suara keras, merasa pentingnya rutinitas, sulit mengendalikan volume suara, dan merasa tidak nyaman dengan kontak mata.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang autis akan mengalami gejala-gejala ini, seperti yang disebutkan di situs web tersebut.