Penyandang Disabilitas Netra Tadarus dengan Al-Qur'an Braille
Pada bulan Ramadan, kegiatan membaca Al Qur'an (tadarus) menjadi kebiasaan setiap muslim baik siang maupun malam. Tidak terkecuali penyandang disabilitas netra, juga melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan menggunakan Al-Qur’an Braille.
Seperti yang dilakukan para penyandang disabilitas netra di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus KH Ahmad Dahlan Banyuwangi, Rabu, 13 April 2022. Belasan penyandang disabilitas netra tampak membaca Al-Qur’an Braille secara bergiliran. Bacaan mereka lancar dengan suara yang cukup merdu.
“Setiap tahun kami di Pondok Pesantren mengadakan tadarus Al-Qur’an braille,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus KH Ahmad Dahlan Banyuwangi, Atfal Fadoli.
Atfal menambahkan, saat ini di pondoknya ada dua santri dari yang sudah mahir membaca Al-Qur’an Braille. Oleh karena itu, untuk kegiatan tadarus ini pihaknya mengundang beberapa penyandang disabilitas netra dari luar pondok. Mereka merupakan mantan muridnya.
“Tahun ini kami mendatangkan mantan murid saya yang sudah mahir membaca Al-Qur’an braille,” jelasnya.
Kegiatan tadarus Al-Qur’an braille ini dilakukan untuk menumbuhkan minat anak-anak penyandang disabilitas netra untuk membaca Al-Qur’an. Sebab belakangan ini, minat anak-anak untuk membaca Al-Qur’an Braille mulai berkurang.
Menurunnya, minat anak-anak untuk membaca Al-Qur’an braille ini disebabkan banyaknya Al-Qur’an digital yang mudah diakses melalu gadget. Sehingga mereka lebih tertarik menghafal Al-Qur’an melalui Al-Qur’an digital dibanding membaca Al-Qur’an braille.
“Untuk membaca ini memang ada proses yang harus dilalui dan tidak mudah karena harus ada latihan dulu,” tegasnya.
Sehari-hari, lanjutnya, di Pondok ini santri yang masih anak-anak diajarkan membaca Al-Qur’an braille. Diharapkan dengan adanya pelajaran membaca Al-Qur’an braille ini para santri tersebut bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
“Mereka harus bisa baca Al-Qur’an,” tegasnya.
Salah satu penyandang disabilitas Netra yang ikut tadarus Al-Qur’an braille adalah Nanik Nurhayati, 40 tahun. Perempuan ini mengaku sudah sejak SD sudah mempelajari Al-Qur’an braille. Meskipun bukan di bulan ramadan, setiap hari dia selalu membaca Al-Qur’an di rumahnya.
“Alhamdulilah bisa tadarus bersama-sama, Insya Allah setiap hari saya selalu membaca Al-Qur’an, asal tidak sedang sakit,” ungkapnya.
Advertisement