Penyakit yang Perlu Diwaspadai saat Hujan dan Banjir
Hujan deras yang menyebabkan banjir memiliki dampak berbahaya pada kesehatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada enam penyakit yang perlu diwaspadai kala banjir. Berikut daftarnya dilansir dari berbagai sumber.
Demam tifoid
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri, Salmonella Typhi. Ketika bakteri menginfeksi tubuh, dengan cepat ia menyebar dan berkembang biak. Gejalanya antara lain demam berkepanjangan, kelelahan, sakit kepala, mual, sakit perut, sembelit dan diare.
Demam tifoid bisa berbahaya dan menyebabkan kematian jika tidak segera diobati. Penyebarannya melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi. Selain itu, sanitasi dan kebersihan yang buruk saat banjir meningkatkan risiko tipus.
Pencegahan paling mudah adalah dengan sering mencuci tangan secara teratur.
Kolera
Kolera adalah penyakit diare menular yang akut. Penyebabnya bakteri vibrio cholerae. Gejala diarenya berair yang parah, dapat menyebabkan dehidrasi dan bahkan kematian.
Kolera ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi bakteri. Sama halnya dengan demam tifoid, memiliki sanitasi dan air bersih menjadi penangkal yang tepat.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi hati yang menular. Penyebabnya Hepatovirus A (HAV). Virus bisa ditularkan melalui dua cara. Yakni, mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Selain itu, melakukan kontak langsung dengan penderita.
Gejala hepatitis A berupa demam, malaise, kehilangan nafsu makan, diare, mual, urin berwarna gelap dan penyakit kuning.
Sanitasi yang baik, makanan bersih dan imunisasi dapat mencegah penyakit.
Malaria
Malaria adalah penyakit menular lainnya yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.
Gejala malaria antara lain demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah, malaria dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma atau kematian.
Risiko penyakit dapat dikurangi dengan mencegah gigitan nyamuk, melalui penggunaan kelambu dan penolak serangga. Atau, dengan menyemprotkan insektisida dan mengeringkan genangan air.
Demam berdarah
Dengue adalah infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyebaran virus dengue menyebabkan viremia, yakni tingginya tingkat virus dalam aliran darah.
Gejala yang paling umum dari demam berdarah adalah demam dengan mual, muntah, ruam dan nyeri di mata, otot, sendi atau tulang. Gejala yang lain, berupa penyakit flu parah, dan komplikasi yang berpotensi mematikan.
Hipotermia
Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas. Biasanya panas yang dihasilkan lebih sedikit dari pada panas yang hilang. Sehingga, menyebabkan suhu tubuh sangat rendah (di bawah 35 derajat Celsius).
Anak-anak dan orang tua lebih berisiko mengalami hipotermia selama banjir.
Gejalanya tergantung pada derajat hipotermia yang dialami. Pada hipotermia ringan, menggigil dan kebingungan mental. Pada hipotermia moderat, peningkatan risiko kebingungan mental, bicara cadel dan penurunan refleks ketika menggigil berhenti. Pada hipotermia berat, kulit dingin, halusinasi, kurangnya refleks, pupil mata yang membesar, tekanan darah rendah. Paling buruk berpakaian paradoks, yakni di saat seseorang melepaskan pakaian mereka karena terlalu dingin.
Pencegahan yang tepat, dengan memilih pakaian yang hangat dan kering.
Difteri
Difteri adalah berak darah. Gejalanya, biasanya seseorang merasa perutnya sakit melilit dan lemas. Dilansir dari halodoc.com, penyebaran bakteri Corynebacterium diphteriae, penyebab difteri terjadi melalui partikel di udara, benda pribadi, peralatan rumah tangga yang terkontaminasi, serta menyentuh luka yang terinfeksi kuman difteri.
Pengobatannya bisa dengan mengonsumsi antitoksin, vaksin difteri, menjaga kebersihan makanan dan beristirahat yang cukup.