Penyakit Hipotermia Akibat Suhu Dingin, Begini Gejalanya
Perubahan suhu yang terlalu ekstrem bisa menyebabkan hipotermia. Sebagian orang yang gemar mendaki tentu sudah tidak asing dengan medan yang ditempuh. Salah satunya ialah udara dingin. Bulan ini memasuki cuaca hujan sehingga udara lebih dingin dari biasanya. Hal tersebut bisa saja memicu penyakit hipotermia, yang akan mengganggu sistem kinerja tubuh, seperti pada sistem pernapasan, bahkan yang terparah dapat menyebabkan kematian.
Hipotermia merupakan kondisi ketika tubuh mengalami penurunan suhu secara drastis hingga di bawah 35 derajat celcius atau jauh dari kata suhu normal pada umumnya, seseorang yang terkena hipotermia biasanya akan ditandai dengan wajah pucat, menggigil, hingga tak sadarkan diri. Yuk. Simak ulasannya agar lebih waspada terhadap hipotermia.
Definisi Penyakit Hipotermia
Hipotermia merupakan kondisi ketika mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin yang juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C.
Di luar suhu tersebut, respons tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Hipotermia terjadi bila terjadi penurunan suhu inti tubuh di bawah 35 °C (95 °F). Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh.
Gejala hipotermia ringan biasanya akan membuat penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas.
Sedangkan pada penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Dan pada penderita hipotermia yang parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan sangat lambat hingga tidak terlihat.
Jenis-jenis Hipotermia
Berdasarkan tingkat keparahannya umumnya hipotermia digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Hipotermia ringan
Hipotermia ringan merupakan kondisi awal terjadinya hipotermia, pada kasus ini kondisi suhu tubuh seseorang berada pada rentang 32-35°C. Gejala awalnya berupa tekanan darah tinggi, menggigil, pernapasan cepat dan detak jantung, pembuluh darah menyempit, kelelahan, gangguan penilaian, dan kurangnya koordinasi.
2. Hipotermia sedang
Ketika mengalami hipotermia pada derajat keparahan sedang kondisi suhu tubuh seseorang berada pada rentang 27-32°C. Gejala yang muncul biasanya dapat berupa detak jantung tidak teratur, pernapasan lebih lambat, tingkat kesadaran rendah, pupil melebar, tekanan darah rendah, dan penurunan refleks.
3. Hipotermia berat
Kondisi ini merupakan kondisi darurat, di mana suhu tubuh seseorang berada pada rentang di bawah 27°C. Gejala yang ditunjukkan adalah kesulitan bernapas, pupil yang tidak reaktif, gagal jantung, edema paru, dan henti jantung.
Penyebab Hipotermia
Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang. Berikut penyebab terjadinya hipotermia:
1. Terlalu lama berada di tempat dingin.
2. Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
3. Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
4. Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.
Faktor Risiko pada Hipotermia
Penyakit hipotermia bisa dipicu oleh beberapa faktor risiko, di antaranya:
1. Kelelahan
Saat tubuh dalam kondisi kelelahan, maka tubuh akan mentoleransi dingin lebih sedikit daripada kondisi normal. Karena hal itulah, seseorang yang kelelahan lebih mudah terkena hipotermia.
2. Lansia
Seiring bertambahnya usia, tubuh mulai mengalami penurunan kemampuan untuk mengatur suhu dan merasakan dingin.
3. Anak-anak
Anak-anak kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa. Anak-anak juga lebih sering mengabaikan kondisi dingin yang mereka rasakan.
4. Masalah mental
Orang-orang dengan penyakit mental, seperti demensia, atau kondisi lain yang mengganggu penilaian mungkin lebih berisiko terserang hipotermia, karena mungkin saja tidak mengetahui cara untuk menghangatkan diri saat merasa kedinginan.
5. Alkohol dan penggunaan narkoba
Alkohol dapat membuat tubuh terasa hangat di dalam, tapi hal tersebut menyebabkan pembuluh darah mengembang. Pada kondisi inilah, tubuh akan kehilangan panas yang lebih cepat dari permukaan kulit. Seseorang yang mengonsumsi alkohol juga akan mengalami penurunan respons terhadap rasa dingin. Selain itu, penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang juga dapat memengaruhi penilaian seseorang tentang kondisi yang dialaminya.
6. Kondisi medis tertentu
Beberapa gangguan kesehatan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Contohnya seseorang yang memiliki kondisi tiroid yang kurang aktif atau disebut juga dengan hipotiroidisme.
Selain itu beberapa kondisi medis lainnya seperti gizi buruk atau anoreksia nervosa, diabetes, stroke, artritis parah, penyakit parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang, juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh.
7. Obat-obatan
Beberapa obat dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. Contohnya termasuk antidepresan tertentu, antipsikotik, obat pereda nyeri narkotika dan obat penenang.
Sebaiknya jika sedang mengonsumsi suatu obat dan merasakan kedinginan setelah beberapa saatnya, segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker.
Gejala Penyakit Hipotermia
Berikut gejala hipotermia secara umum, mulai dari yang ringan hingga menjadi parah, seperti:
1. Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh
2. Mati rasa
3. Menggigil
4. Respons menurun
5. Gangguan bicara
6. Kaku dan sulit bergerak
7. Penurunan kesadaran
8. Sesak napas hingga napas melambat
9. Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat
Sedangkan pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit yang terasa dingin dan terlihat kemerahan. Bayi juga terlihat diam, lemas, dan tidak mau menyusu atau makan.
Komplikasi pada Hipotermia
Penanganan perlu segera dilakukan terhadap kondisi hipotermia untuk mencegah terjadinya komplikasi, bahkan kematian. Komplikasi yang dapat muncul di antaranya:
1. Radang dingin
Kondisi ini dapat menyebabkan adanya kematian jaringan, akibat kondisi suhu tubuh yang terlalu jauh di bawah normal. Radang dingin yang merupakan komplikasi paling umum yang terjadi ketika jaringan tubuh membeku
2. Gangrene
Disebut juga dengan kematian jaringan, yang disebabkan karena tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan jaringan tubuh mati.
3. Trench foot
Merupakan kondisi rusaknya pembuluh darah dan saraf pada kaki akibat terlalu lama terendam air.
4. Hiperventilasi
Kondisi tubuh yang mengalami kedinginan, akan membuat bernapas seseorang menjadi lebih cepat dan mengeluarkan karbon dioksida lebih banyak. Hiperventilasi merupakan keadaan di mana karbon dioksida dalam tubuh berkurang. Hal ini dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak.
5. Kematian
Pada kasus yang serius dan tidak segera mendapatkan perawatan medis, hipotermia juga bisa menyebabkan kematian.
Pertolongan Pertama pada Hipotermia
Ketika sedang menunggu bantuan medis datang, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menolong seseorang yang terkena hipotermia, di antaranya:
1. Lepaskan pakaian basah yang melekat pada tubuh seseorang yang terkena hipotermia.
2. Melindungi orang tersebut dari angin, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian hangat dan kering.
3. Pindahkan orang tersebut ke tempat yang hangat dan kering sesegera mungkin.
4. Menggunakan bantuan selimut hangat.
5. Ukur suhu tubuh seseorang jika termometer tersedia.
6. Tawarkan minuman hangat, tetapi hindari kafein, yang mempercepat kehilangan panas.
7. Jika orang tersebut dalam kondisi tidak sadar, jangan paksakan untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh.
8. Lakukan kontak kulit ke kulit (skin to skin). Caranya, lakukan sentuhan langsung kepada seseorang yang terserang hipotermia. Tujuan dilakukan cara ini adalah untuk mentransfer panas tubuh.
9. Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi dapat dilakukan RJP, sampai paramedis tiba atau orang tersebut dibawa ke rumah sakit.
10. Jangan berikan panas ekstrem secara tiba tiba pada seseorang yang dalam kondisi ini, karena dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Selain itu, transfer panas yang mendadak secara ekstrem bisa memicu detak jantung yang tidak beraturan, sehingga bukan tidak mungkin penderita hipotermia akan meninggal karena serangan jantung.
Cara Mencegah Terjadinya Hipotermia
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit hipotermia:
1. Gunakan penutup kepala dan tangan
Kenakan topi atau penutup pelindung lainnya untuk mencegah panas tubuh ke luar dari kepala, wajah, dan leher. Tutupi tangan dengan sarung tangan.
2. Hindari aktivitas berat
Saat tubuh merasakan kedinginan, hindarilah aktivitas yang akan menyebabkan banyak berkeringat, karena aktivitas berat dapat melepaskan panas dari tubuh lebih cepat daripada biasanya.
3. Gunakan pakaian berlapis
Sebaiknya gunakan pakaian luar yang terbuat dari anyaman yang rapat, bahan antiair untuk kondisi lingkungan yang berangin. Lapisan wol, sutera, atau polipropilen menahan panas tubuh lebih baik daripada kapas.
4. Jagalah kondisi tubuh tetap kering
Jagalah kondisi tubuh agar tetap kering. Lepaskan pakaian basah sesegera mungkin, selain tubuh, jagalah juga kondisi tangan dan kaki agar tetap kering.
5. Mengawasi anak-anak
Dalam kondisi lingkungan yang dingin dan berangin, selalu perhatikan kondisi anak-anak. Jadi berikan mereka pakaian berlapis dan selalu awasi saat mereka mulai menunjukkan gejala-gejala kedinginan.