Sapardi Djoko Damono; Pada Suatu Hari Nanti
Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Bapak Sapardi Djoko Damono hari Minggu pkl. 09.17 WIB di RS Eka, Bumi Serpong Damai, Tengerang.
Kondisi kesehatan penyair Indonesia yang ahir di Solo 20 Maret 1940 ini memang sangat drop beberapa tahun terakhir. Beberapa kali menjalani perawatan. Terakhir dia dirawat di RS Eka sejak tanggal 10 Juli lalu. Penyair Abdul Hadi WM, yang selalu berkomunikasi dengan Sapardi mengabarkan melalui akunnya di Facebook.
"Mohon doa. Malam ini penyair Sapardi Djoko Damono (80 th) masuk ICU RS Eka di Bumi Serpong Damai. Kerja organ tubuh menurun. Moga segera pulih," tulis Abdul Hadi.
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai puisi-puisinya, yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Sapardi merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sadyoko adalah abdi dalem di Keraton Kasunanan, mengikuti jejak kakeknya. Berdasarkan kalender Jawa, ia lahir di bulan Sapar. Hal itu menyebabkan orang tuanya memberinya nama Sapardi. Menurut kepercayaan orang Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menjadi sosok yang pemberani dan teguh dalam keyakinan.
Awal karir menulis Sapardi dimulai dari bangku sekolah. Saat masih di sekolah menengah, karya-karyanya sudah sering dimuat di majalah. Kesukaannya menulis semakin berkembang ketika dia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.
Puisi-puisi Sapardi sangat imajinatif. Ungkapan-ungkapannya sangat dalam. Dan karya-karyanya tak ada yang berkepanjangan. Berikut dalah satu karyanya yang terdapat dalam antologi terkenalnya, Perahu Kertas.
PADA SUATU HARI NANTI
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
*
Selamat jalan Sang Penyair.....(nis)
Advertisement