Penutupan Pasar Tanah Abang Diperpanjang, Omzet Rp400 M Melayang
Kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, tutup sejak 27 Maret. Pusat grosir terbesar di Asia Tenggara yang menjual tekstil dan produk tekstil (TPT) itu ditutup Perumda Pasar Jaya, selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tujuannya untuk mendukung agar virus corona (Covid-19) tidak semakin menyebar.
Dikutip dari akun media sosial Instagram, PD Pasar Jaya mengumumkan, penutupan itu berlaku untuk seluruh kegiatan usaha di Blok A, Blok B, Blok F dan Blok G. Aktivitas perdagangan dibuka terbatas hanya untuk para pedagang bahan pangan dan obat-obatan. Padahal di Pasar Tanah Abang lebih banyak penjual baju dan bahan kain.
Kondisi tersebut membuat bulan Ramadhan kali ini terasa jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagi pedagang di Pasar Tanah Abang. Jika biasanya momen seperti ini waktunya untuk mendapat rezeki nomplok, mereka harus lapang dada menerima bahwa kiosnya harus ditutup hingga 22 Mei mendatang.
"Masih tutup (pasar Tanah Abang) sejak 27 Maret dulu. Waktu itu kan janjinya 27 Maret, tanggal 6 April sudah bisa buka, ternyata diperpanjang lagi sampai 19 April. Terus ternyata diperpanjang lagi sampai 22 Mei," kata Ketua Koperasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yasril Umar, Selasa 5 Mei 2020, dikutip dari Antara.
Yasril berharap tidak ada lagi perpanjangan penutupan. Walaupun ia tidak berharap banyak saat 22 Mei nanti, karena 23 sampai 24 Mei sudah memasuki Lebaran. Sehingga tidak ada kesempatan mereka untuk berdagang di bulan Ramadhan tahun ini.
"Rencana sih 22 Mei mudah-mudahan nggak (diperpanjang lagi). Tapi kalau 22 Mei sudah selesai sebenarnya sudah nggak ada lagi waktu dagang kan 23-24 (Mei) sudah Idul Fitri. Orang berdagang lagi biasanya paling cepat seminggu setelah Idul Fitri," ucapnya.
Yasril mengungkap pedagang sudah mulai kesulitan keuangan karena sudah hampir dua bulan tak ada pemasukan. Walaupun ada yang beralih ke online, pendapatannya dirasa tidak sebanding saat membuka tokonya di Pasar Tanah Abang.
"Sebagian banyak pedagang yang kesulitan keuangan karena tidak ada pemasukan sudah hampir dua bulan ini ditambah selama merebaknya kasus Covid-19 ini pasar sudah sepi, pengunjung berkurang karena orang-orang daerah juga tidak berani datang ke Jakarta," ujarnya.
Seiring penutupan pasar Tanah Abang, menurut Promotion Manager Pengelola Pasar Tanah Abang Hery Supriyatna, para pedagang terancam kehilangan pendapatan.
“Omzet penjualan atau transaksi yang berpotensi hilang akibat penutupan ini, khususnya bulan Ramadhan saat ini ditaksir mencapai Rp400 miliar per hari. Sedangkan pada hari biasa, rata-rata omzet pedagang dari pasar Tanah Abang mencapai Rp250 miliar hingga Rp300 miliar,” ungkap dia.