RSUD Dr Soetomo Bantah Terjadi Penumpukan Pasien Covid-19
Kabar terkait kondisi memburuknya pandemi virus corona atau Covid-19 kembali beredar melalui berbagai grup WhatsApp. Isinya terkait dengan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo yang terjadi penumpukan pasien yang cukup banyak.
Tak hanya itu, dikabarkan pula ada 51 tenaga medis di RSUD Dr Soetomo yang terpapar Covid-19 dan serta lima orang staf pengajar.
Terkait hal tersebut, Kepala Humas RSUD Dr. Soetomo dr Pesta Parulian Maurid Edwar mengklarisikasi bahwa informasi terkait penumpukan pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) non infeksius maupun IGD infeksius adalah karena membutuhkan waktu untuk proses pemindahan pasien sebelum dimasukkan ke dalam ruang perawatan.
“Informasi IGD tercampur itu tidak benar. Hanya memang untuk memastikan harus dilakukan tes dulu. Misalnya tes cepat antigen (bagi pasien terindikasi Covid-19 atau tidak) saja butuh waktu 30-45 menit,” kata Pesta kepada Ngopibareng.id.
Selain itu, lebih khusus lagi karena saat ini ada pandemi Covid-19 maka dilakukan protokol kesehatan. Misalnya, perawat maupun dokter yang melakukan pemeriksaan harus menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Kemudian apabila ada pasien dengan gejala kritis maka harus dibantu peralatan. Dan juga khusus pasien Covid-19 harus diantar ke kamar isolasi menggunakan mobil ambulance khusus dan sopir juga harus menggunakan hazmat.
“Kapasitas kamar isolasi sekitar 200-an. Memang untuk ICU ada keterlambatan proses pemindahan karena banyak alat seperti ventilator dan lain-lain,” katanya
Sedangkan terkait dengan tenaga kesehatan (nakes) dan staf pengajar yang terpapar Covid-19, Pesta tak memberikan penjelasan yang jelas.
“Soal nakes terinfeksi boleh-boleh saja hanya harus ditelaah apakah terpapar di rumah sakit, di rumah atau di jalan. Sehingga upaya kami setiap hari melakukan tracing,” ujarnya.