Penumpukan Pasien Covid, RSSA Malang Tambah Bed Isolasi
Pasien rujukan Covid-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang mengalami peningkatan. Bahkan Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas RSSA Kota Malang, Donny Iryan menyatakan, melonjaknya pasien Covid-19 menyebabkan sering terjadinya penumpukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) milik rumah sakit tersebut.
"Jadi memang tinggi sekali (okupansi pasien Covid-19) Beberapa kali terjadi stagnasi pasien tidak bisa masuk ke ruang perawatan dan ruang isolasi bertahan di IGD karena memang ruang isolasi kami sedang penuh," ujarnya, pada Sabtu 19 Desember 2020, melalui sambungan telepon seluler.
Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penumpukan di IGD Incovit tersebut, Donny mengatakan, pihak RSSA Kota Malang merencanakan untuk menambah kapasitas bed isolasi miliknya.
Saat ini, ujar Donny, RSSA Kota Malang memiliki sebanyak 83 bed isolasi dan rencananya akan menambah sebanyak 53 bed isolasi.
"Jadi kami akan menambah 53 bed isolasi. Memanfaatkan ruang eks Hemodialisa diiisi 10 bed dan ruang 26 yang bisa diisi 43 bed," tuturnya.
Total bed isolasi RSSA Kota Malang kini sebanyak 96 bed isolasi. Menurut Donny, baru sekitar 50 persen sudah beroperasi. "Belum semua bisa kami maksimalkan (tambahan bed isolasi) karena kami harus ukur kemampuan tenaga kesehatan kami. Sehingga pelayanan kami untuk pasien Covid-19 akan optimal," katanya.
Donny menyampaikan bahwa kondisi bed isolasi Covid-19 di RSSA Kota Malang memang sedang penuh. Sehingga dia mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan ketika menjalani aktivitas. #ingatpesanibu protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun lalu dibilas air bersih selama 20 detik, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
"Terkait penuhnya bed, memang keadaan seperti itu, kami dari tenaga kesehatan yang ada di RSSA berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan untuk dilakukan," tandasnya.
Donny lantas mengingatkan momen liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tinggal hitungan hari, yang dikhawatirkan momen tersebut dapat memicu lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang.
"Karena kami tahu setelah ini ada libur panjang, jangan sampai libur panjang ini menjadi boomerang bagi kita semua," tutupnya.