Penyeberangan Selat Bali Sepi, Kapal dan Trip Akhirnya Dikurangi
Penurunan jumlah penumpang di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk membuat operator kapal mengurangi jumlah kapal yang beroperasi. Selain pengurangan jumlah kapal, jumlah trip masing-masing kapal yang beroperasi juga turut dirampingkan. Salah satu alasannya, untuk menekan biaya operasional yang harus dikeluarkan masing-masing perusahaan pelayaran.
"Pengurangan jumlah kapal operasi itu berkaitan dengan situasi lapangan. Ada penurunan drastis jumlah penumpang," kata Ketua Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan(Gapasdap) Provinsi Jawa Timur, Sunaryo, Senin, 6 April 2020.
Dia menjelaskan, awalnya Gapasdap melakukan rapat bersama Indonesian National Ferryowners Association (INFA). Dari hasil rapat itu diputuskan untuk mengurangi jumlah kapal yang beroperasi di pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
"Yang tadinya satu dermaga lima kapal sekarang dikurangi satu sehingga tinggal empat kapal dalam satu dermaga," tegasnya.
Tidak hanya itu, dari hasil rapat itu juga diputuskan untuk mengurangi jumlah trip masing-masing kapal dari awalnya 9 trip per kapal sekarang dikurangi menjadi 8 trip per kapal
Dari hasil rapat itu, Gapasdap kemudian bersurat ke Balai Pengelola Tranportasi Darat (BPTD) Jawa Timur. Akhirnya BPTD Jawa Timur menyetujui usulan tersebut dengan syarat tidak mengganggu pelayanan khususnya angkutan logistik. Sebab, beberapa kebutuhan pokok Bali dikirim dari Jawa.
"Akhirnya kita sepakati dan BPTD kalau tidak salah itu tanggal dua atau tanggal satu kemarin itu langsung dikeluarkan jadwal dengan usulan dari Gapasdap," ujarnya.
Meski ada pengurangan kapal yang beroperasi, namun belum sampai berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, Sunaryo tidak membantah ada wacana ke arah sana.
"Kalau PHK masih jadi wacana. Beberapa kemarin memang sudah ada info salah satu perusahan itu sudah tidak full (membayar gaji karyawannya)," pungkasnya.