Penumpang Selamat Kecelakaan Maut di Banyuwangi Sebut Sopir Ugal-Ugalan
Dugaan faktor human error menjadi penyebab kecelakaan maut kendaraan travel vs truk towing di Banyuwangi semakin menguat. Salah satu penumpang selamat dalam kecelakaan maut itu menyebut sopir travel ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraannya.
Hal ini disampaikan Murdoko, 64 tahun. Menurut warga Desa Salamrejo, Kecamatan Brebek, Kabupaten Nganjuk ini, sopir travel yang ditumpanginya mengemudikan kendaraan dengan tidak hati-hati.
“Ugal-ugalan sopirnya, ngeri,” jelasnya, Senin, 23 September 2024.
Murdoko menjelaskan, saat kecelakaan maut itu terjadi, dirinya sedang terlelap. Di dalam Elf nahas itu, dirinya duduk di kursi nomor dua dari belakang. Kebetulan kursi yang didudukinya berada di sebelah kiri. Begitu tersadar kecelakaan itu sudah terjadi.
“Posisi saya tidak berubah, yang lain sudah mencelat-mencelat (terlempar),” katanya.
Pria yang mengalami luka di bagian kening dan beberapa bagian tubuh lainnya ini menambahkan, dirinya berangkat dari rumahnya sekitar pukul 14.00 WIB. Dia tiba di sekitar Medaeng sekitar pukul 17.30 WIB. Kira-kira pukul 19.30 kendaraan travel datang menjemputnya.
Dua dari empat korban meninggal dunia merupakan orang yang akan bekerja bersama dirinya di Bali. Salah satunya adalah Triyono yang juga berasal dari Nganjuk. Satu lagi berasal dari Blora. Dia mengaku belum mengenalnya karena baru pertama kali bertemu saat akan berangkat.
“Triyono tidak angkuh, tidak sombong, suka cari teman, suka ngajak orang kerja,” terangnya.
Dia menjelaskan, dalam travel tersebut ada lima orang yang sedianya akan bekerja bersama dirinya di Bali. Selama ini mereka memang sering bekerja bersama-sama di Bali dan di kota-kota lain.
“Ini baru dari Tangerang, berhenti satu minggu, terus mau ke Bali,” katanya.
Sebelumnya, Kasat Lantas Polresta Banyuwangi, Kompol Amar Hadi Susilo menyatakan, dari hasil olah TKP dan keterangan saksi, baik saksi yang melihat kejadian maupun saksi penumpang selamat dugaan awal penyebab kecelakaan tersebut karena sopir mengantuk.
“Kejadiannya pagi jam 4.15 WIB, di mana (pada waktu tersebut) rawan ngantuk,” katanya.
Dia menambahkan, ada keterangan dari salah satu penumpang yang menyebut kendaraan travel berwarna biru tersebut memang kurang layak jalan. Sebab, sejak awal berangkat saat dilakukan pengereman sudah terdengar bunyi yang aneh.
“Itu keterangan penumpang. Dugaan awal memang kurang hati-hatinya sopir. Mungkin karena sudah pagi, rawan mengantuk, kurang hati-hati, dugaan awal kita, penyebab terjadi kecelakaan itu dulu,” katanya.
Untuk diketahui, kecelakaan maut terjadi antara kendaraan travel dengan truk towing yang memuat ekskavator atau backhoe. Peristiwa ini terjadi di jalan raya Situbondo, tepatnya di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
Kendaraan travel berjalan dari arah utara ke selatan. Sedangkan truk towing dari arah sebaliknya. Diduga saat kejadian kendaraan travel melaju dengan kecepatan tinggi.
Tepat di lokasi kendaraan oleng ke kanan dan menghantam truk towing. Kondisi kendaraan travel ini ringsek. Bahkan salah satu bagian bodinya masih tersangkut di bodi truk towing.