Penumpang Bus Turun Drastis, Ini Fakta Lain Masa PPKM Darurat
Sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, 3 Juli 2021 lalu, jumlah penumpang bus yang berangkat dari Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo menurun drastis. PPKM Darurat benar-benar menekan mobilitas warga Probolinggo yang hendak bepergian ke luar kota.
Suasana Terminal Bayuangga di Jalan Raya Bromo, Kota Probolinggo terlihat sepi melompong. Tidak terlihat ada penumpang yang duduk-duduk menunggu kedatangan bus. Apalagi sampai kerumunan warga yang berebut bus, juga tidak terlihat.
Kepala UPT Terminal Bayuangga Probolinggo, Budi Harjo mengatakan, sejak awal pandemi Covid-19 sekitar setahun lalu, sektor transportasi memang sangat terpukul. Apalagi setelah diberlakukan PPKM Darurat, jumlah penumpang semakin sepi.
“Hari ini jumlah bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 137 tetapi penumpang 425 orang,” ujar Budi, Jumat, 10 Juli 2021. Atau jika dirata-rata setiap bus yang singgah di Terminal Bayuangga hanya mendapatkan tambahan 3 penumpang.
Satu Bus Hanya Dinaiki 5 Penumpang
Sementara tiga bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) “hanya” dinaiki 5 penumpang. Padahal biasanya, sebelum pandemi Covid-19, bus-bus jurusan Probolinggo-Jogjakarta banyak diperebutkan para penumpang di Terminal Bayuangga.
Budi menambahkan, Terminal Bayuangga didatangi 146 bus AKDP dengan 194. Sedangkan 3 bus AKAP sudah tidak menyisakan satu pun penumpang lagi ketika singgah di Terminal Bayuangga.
" PPKM Darurat, 3 Juli lalu, jumlah penumpang baik yang datang maupun yang berangkat turun sekitar 50 persen,” ujar Budi. Kondisi ini diperkriakan akan terus berlangsung selama PPKM Darurat diberlakukan.
Penumpang Turun Drastis
Selain karena PPKM Darurat, kata Budi, faktor lain yang membuat jumlah penumpang menurun drastis adalah aturan yang mewajibkan calon penumpang dengan tujuan sejauh 250 kilometer atau selama 4 jam perjalanan, wajib menunjukkan surat rapid antigen atau swab.
“Selain itu, calon penumpang juga harus menunjukkan surat sudah melakukan vaksinasi Covid-19, minimal vaksinasi tahap pertama,” ujarnya. Ketentuan ini tidak hanya berlaku untuk penumpang tetapi juga awak bus seperti, sopir, kondektur, dan kenek.
Budi membandingkan suasana sepi di Terminal Bayuangga saat PPKM Darurat ini seperti saat Idul Fitri. Saat Idul Fitri beberapa bulan lalu, masyarakat dilarang bepergian sehingga banyak bus yang kosong.
“Tak jarang bus yang sudah masuk terminal terpaksa balik kanan ke garasinya karena tidak ada penumpang di terminal,” kata Budi.