Penuaan Kulit Meningkat, Perdoski Edukasi Penggunaan Sunscreen
Berbeda dengan beberapa negara lain yang memiliki empat musim dan tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, di Indonesia sinar matahari ada setiap tahunnya.
Untuk itu, kulit warga Indonesia terutama Surabaya rentan terpapar oleh sinar Ultaviolet (UV) secara lansgung, sehingga menimbulkan berbagai permasalah kulit.
Dokter spesialis Kulit dan kelamin, Dr. M. Yulianto Listiawan mengatakan, karena paparan sinar matahari atau UV yang berlebihan itu, saat ini di Indonesia banyak ditemukan penuaan kulit dini. Artinya, belum terlalu tua tapi kulitnya sudah kusam, gelap dan kelembapannya kurang.
"Orang terpapar matahari bertahun-tahun tanpa perlindungan yang maksimal bisa mengalami penuan kulit dini. Kalau itu terjadi, fungsi kulitnya juga akan menurun dan akan mempengaruhi kualitas hidupnya," papar Ketua Perdoski Pusat ini.
Lanjutnya, penurunan fungsi kulit bisa dilihat dari tanda-tanda yang dihadirkan seperti mudah gatal dan alergi.
Bahkan, dokter Wawan sapaan akrabnya mengungkapkan, sering menemukan penurunan fungsi kulit terjadi pada remaja berusia 12 atau 13 tahun.
"Kalau dilihat secara kasat mata memang tidak kelihatan, tapi kalau kita lihat menggunakan alat kelihatan garis samar-sama di kulit. Itu bukan sesuatu yang bagus untuk usia remaja," jelasnya ditemui di Taman Bungkul, Kota Surabaya, Minggu, 15 Januari 2023.
Maka dari itu, ujar dokter Wawan penggunaan tabir surya atau sunscreen pada masyarakat Indonesia, khususnya Surabaya sangat penting untuk mencegah paparan berlebihan sinar matahari pada kulit.
Edukasi mengenai pemakaian sunscreen pagi ini juga dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Cabang Surabaya. CFD Taman Bungkul dipilih sebagai lokasi untuk memberikan edukasi pada masyarakat.
Pentinya Penggunaan Sunscreen
Ketua Perdoski Cabang Surabaya Dr Ary Bandem, Sp.KK menjelaskan, sunscreen atau tabir surya tidak hanya digunakan saat keluar rumah, tetapi juga di dalam rumah.
"Banyak presepsi yang masih salah kalau sunscreen hanya digunakan ketika keluar rumah. Padahal di dalam rumah juga tetap harus pakai, karena sinar matahari atau UV bisa menembus kaca dan ada sumber lain yang bisa mempengaruhi kesehatan kulit seperti, sinar lampu atau cahaya biru dari gadget," jelas dokter Ary.
Ia juga menekankan, untuk penggunaan sunscreen bukan hanya dioles tapi juga diratakan pada wajah dan bagian kulit lainnya. Untuk Sun Protection Factor (SPF) sunscreen bisa disesuakan dengan kebutuhan, seperti saat di rumah pakai SPF 30 atau keluar bisa tinggi lagi.
"Penggunaan sunscreen paling krusial adalah pukul 9 pagi hingga 3 sore, saat paparan sinar matahari sedang intens. Selain pakai sunscreen jika berada di luar disarankan menggunakan jaket, topi atau lainnya yang melndungi kulit dari paparan matahari," imbuhnya.
Sementara untuk pemakaian tabir surya bisa diulang 4 atau 6 jam sekali. Dokter Ary menambahkan, penggunaan sunscreen juga penting bagi anak. Terutama saat mereka beraktivitas di luar ruangan misalnya, bermain atau berenang.
"Dari kecil kita harus pakaikan anak-anak sunscreen. Karena efeknya mungkin tidak sekarang 5 atau 10 tahun ke depan akan muncul flek hitam," ungkapnya.
Ia pun berharap, dengan kegiatan edukasi serta konsultasi gratis di CFD Taman Bungkul pagi ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memakai sunscreen.
Untuk diketahui, kegiatan ini juga dilakukan bertepatan dengan HUT Perdoski ke 57 tahun.
Advertisement