Pentingnya Vaksin Booster Untuk Lansia, Ini Penjelasan Dokter
Vaksin booster atau vaksin dosis ketiga Covid-19 akan dilakukan pemerintah mulai hari ini, Rabu, 12 Januari 2022. Penerima booster adalah warga berusia di atas 18 tahun dengan prioritas pada populasi berisiko tinggi, yakni lansia yang masuk pada salah satu sasaran utamannya.
Lansia sebagai prioritas booster sangat didukung oleh dokter Ari Baskoro, Sp.PD. Menurutnya, proses menua selalu diiringi dengan penurunan performa sistem imun. Fenomena immunosenescence ini sangat berdampak pada kerentanan terhadap penyakit infeksi.
"Untuk itu vaksin booster dirasa penting dam perlu bagi lansia untuk menghadapi pandemi Covid-19," ujar dokter dari Departemen KSM Ilmu Penyakit Dalam Unair.
Akibat penuaan terjadi penurunan respons imun terhadap vaksinasi. Di sisi lain, munculnya kondisi komorbid didasari oleh mekanisme inflamasi atau peradangan kronis.
"Manusia memiliki imunitas adaptif yang diperankan oleh limfosit (salah satu komponen lekosit atau sel darah putih). Pada saat dilahirkan, manusia mendapatkan anugerah limfosit dalam jumlah yang sangat melimpah," demikian jelas dokter Ari Baskoro.
Namun, paparan berbagai macam mikroba (terutama human cytomegalovirus/HCMV), menyebabkan cadangan sel limfosit “naive” menjadi berkurang. Paparan itu terjadi sepanjang hidup manusia.
Limfosit “naive” merupakan sel imun yang belum pernah terpapar dengan antigen atau mikroba. Disisi lain, sel memory (telah terpapar antigen/mikroba) semakin meningkat dan menggantikan kedudukan limfosit “naive”. Hal ini merupakan gambaran perubahan komposisi sel imun lansia.
"Daya proteksi pasca vaksinasi akan menurun secara bertahap, walaupun sudah diberikan dalam dua dosis. Sekitar enam bulan kemudian, titer antibodi netralisasi tidak mampu lagi mencegah paparan virus Covid-19," terang dokter Ari Baskoro.
Meski demikian, sistem imun seluler yang diperankan oleh limfosit T ( huruf “T” merujuk kata Thymus) serta sel “memory”, masih mampu merespons. Respons imun tersebut tidak seefektif seperti yang terjadi pada usia muda.
Pada kondisi imunitas yang serba terbatas seperti itu, lansia menjadi sangat rawan mengalami fatalitas akibat Covid-19. Dengan munculnya varian virus baru yang dilabeli sebagai Omicron, risiko terpapar menjadi meningkat beberapa kali lipat.
"Vaksin booster merupakan metode terpilih yang andal, selain penerapan protokol kesehatan yang benar. Pemberian vaksinasi dosis yang ketiga ini, diharapkan dapat membangkitkan kembali imunitas humoral ( terbentuknya antibodi) dan seluler (limfosit T)," jelas dokter Ari Baskoro.
Namun, lanjut dokter Ari Baskoro, perlu diingat vaksinasi booster nantinya tidak akan menjamin 100 persen mencegah penularan, namun terbukti efektif mencegah parahnya Covid-19.
Untuk informasi, berdasarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ada lima macam vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) untuk digunakan sebagai booster . Vaksin-vaksin tersebut adalah Coronavac Covid-19 Biofarma, Pfizer, Astra Zeneca, Moderna dan Zivivax.
Advertisement