Pentingnya Kolaborasi Tata Kelola Air di Asia Pasifik
Mewakili Pemerintah Republik Indonesia, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga menghadiri salah satu Side Event yang diorganisir oleh Asia-Pasifik Water Forum (APWF) dalam World Water Week 2023 di Stockholm, Swedia, Selasa, 22 Agustus 2023. Adapun fokus yang didiskusikan adalah isu adaptasi perubahan iklim di kawasan Asia Pasifik.
Dalam sambutannya yang disampaikan Deputi Sarana Prasarana Bappenas Ervan Maksum, Menteri Basuki mengatakan, perubahan iklim dapat mengakibatkan penurunan ketersediaan air, perubahan produktivitas tanaman, hilangnya keanekaragaman hayati, dan juga berkaitan dengan peningkatan risiko banjir dan kekeringan. Dampak tersebut tentu akan menjadi tantangan dan ancaman ke depannya.
“Oleh karena itu, kemitraan strategis antar negara dan pihak-pihak terkait dalam mencari solusi dan melaksanakan aksi nyata harus dilanjutkan dan ditingkatkan,” kata Deputi Ervan dalam rilis yang diterima Ngopibareng.id.
Indonesia sendiri telah mempraktikkan pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan ketahanan air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mengendalikan siklus air melalui beberapa proyek pengembangan sumber daya air terpadu di Sungai Citarum, Bengawan Solo dan Brantas. Hal ini sekaligus sebagai upaya pengurangan risiko dampak perubahan iklim.
Menurut Menteri Basuki, sejumlah isu air yang perlu ditangani oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan di seluruh dunia yaitu peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi, memperjelas keterkaitan antara air, bencana, dan perubahan iklim, mengatasi krisis energi dan pangan melalui air, serta pembangunan perdamaian melalui air.
“Negara-negara Asia-Pasifik berpotensi untuk memainkan peran utama dalam komunitas internasional di tahun-tahun mendatang, sehingga harus mengambil inisiatif, sambil bekerja sama dengan negara lain untuk mempercepat pembangunan. Para pemimpin politik di bidang air dan sektor lainnya juga harus memenuhi tanggung jawab untuk memimpin diskusi substantif dan menunjukkan komitmen mereka,” jelas Deputi Ervan.
Terakhir, Menteri Basuki juga mengundang para delegasi untuk menghadiri World Water Forum ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada tahun 2024. Menurutnya, World Water Forum ke-10 akan menjadi kesempatan yang sangat baik bagi para pemimpin untuk berkumpul dan melakukan dialog politik tingkat tinggi yang bertujuan untuk merumuskan solusi permasalahan air dan mengembangkan roadmap yang fokus pada implementasi rencana dan kebijakan.
“World Water Forum ke-10 juga akan mengeksplorasi pendekatan praktis untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan air dan bencana, keterkaitan (nexus) antara air-makanan-energi, hingga keterkaitan air dan kualitas hidup. Serta memfasilitasi interaksi antara para perumus kebijakan, praktisi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi,” tutup Deputi Ervan.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Duta Besar Indonesia untuk Swedia Kamapradipta Isnomo, Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, dan Direktur Utama PT Brantas Abipraya Sugeng Rochadi.
Advertisement