Pentingnya Deteksi Dini, Pemeriksaan Prediabetes Cegah Diabetes
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes di tingkat nasional, dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen pada 2018. Adapun angka kejadian diabetes di Jawa Timur juga meningkat yaitu, 2,1 persen pada 2013, menjadi 2,6 persen pada 2018.
Penyakit ini umumnya menyerang usia di atas 40 tahun karena degenerstif (penuaan). Namun, saat ini diabetes juga menyerang usia produktif di bawah 40 tahun. Untuk itu melakukan deteksi dini dan pencegahan Prediabetes (pencetus penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) menjadi sangat penting.
"Mari bersama-sama melakukan gerakan pencegahan prediabetes melalui deteksi dini atau skrining faktor resiko penyakit tidak menular di Posbindu (Pos Pembinaaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular) sesuai standart yang dianjurkan oleh Kementrian Kesehatan RI," ujar Sufiah Rahmawati, S.KM., M.Kes., Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Sufiah menambahkan, Posbindu diprioritaskan untuk seseorang dengan resiko diabetes dimulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
"Kami lakukan ini mulai dari sekolah TK dengan mengukur masa tubuh, lingkar perut dan periksa gula darah bagi anak-anak yang mempunyai keturunan diabetes," jelasnya.
Sementara, Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG (K) ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya menuturkan, deteksi Prediabetes dapat meningkatkan kewaspadaan orang agar tak berlanjut sampai ke penyakit diabetes.
"Bila sudah ada deteksi prediabetes orang akan lebih berhati-hati. Dan jika masih di ketahui pada tahap prediabetes maka penyembuhan akan lebih mudah dan cepat dibandingkan bila sudah terkena diabetes," pesannya.
Menurut Brahmana Askandar, ada tiga komponen penting yang menjadikan pemeriksaan prediabetes sebagai salah satu upaya menekan angka penderita diabetes.
"Edukasi masyarakat, kemampuan dokter yang terus di update, serta kemampuan tenaga laboratorium yang juga terus di perbaharui. Dengan sinergi akan diharapkan dapat mencapai tujuan menekan angka diabetes khusunya, di Surabaya," ujarnya.
Sebagai upaya meningkatkan keahlian dokter. IDI Surabaya bekerjasama dengan Nutrifood, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Pengurus Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengadakan program edukasi.
Acara bertema 'Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes' digelar untuk 100 dokter umum Puskesmas dan Poliklinik Surabaya, bertempat di Gedung IDI Surabaya, pada Minggu 30 Juni 2019. (pts)