Pentingnya Alat Kontrasepsi! Cegah Kehamilan Tidak Diinginkan
Baru-baru ini ada kasus menggemparkan tentang penemuan tujuh mayat bayi dalam toples. Kejadian tersebut terjadi di Makassar, bahwa sepasang kekasih telah melakukan aborsi, kemudian menyimpan janinnya di dalam sebuah toples hingga membusuk.
Mirisnya lagi, perempuan berinisial MN tersebut memiliki latar pendidikan dari dunia kesehatan. Sekarang banyak alat kontrasepsi yang dapat membantu menunda kehamilan atau menjarangkan kehamilan. Itulah pentingnya edukasi bagi masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan sesama perempuan atau kelahiran.
Berikut beberapa alat-alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk menjarangkan dan menunda kehamilan.
Macam-macam Alat Kontrasepsi
1. Pil KB
Pil KB menjadi alat kontrasepsi paling umum digunakan. Alat kontrasepsi ini mengandung hormon progestin dan estrogen untuk mencegah terjadinya ovulasi. Pil KB umumnya terdiri dari 21–35 tablet yang harus dikonsumsi dalam satu siklus atau secara berkelanjutan.
a. Kelebihan:
- Tingkat efektivitas tinggi dengan persentase kegagalan hanya sekitar 8 persen.
- Haid menjadi lancar dan kram berkurang saat haid, tetapi ada pula jenis pil KB yang dapat menghentikan haid.
b. Kekurangan:
- Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual.
- Dapat menimbulkan efek samping, seperti naiknya tekanan darah, pembekuan darah, keluarnya bercak darah, dan payudara mengeras.
- Tidak cocok untuk wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, gangguan hati, kanker payudara dan kanker rahim, migrain, serta tekanan darah tinggi.
2. Suntik KB
Suntik KB menjadi alat kontrasepsi yang mengandung hormon progestin dan mampu menghentikan terjadinya ovulasi. Berdasarkan periode penggunaannya, ada dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB 3 bulan dan 1 bulan.
a. Kelebihan:
- Lebih efektif dan praktis dari pil KB.
- Tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1 persen jika digunakan dengan benar.
b. Kekurangan:
- Harga relatif mahal.
- Perlu kunjungan secara rutin ke dokter atau bidan setiap bulannya.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
- Dapat menyebabkan efek samping, seperti keluarnya bercak darah.
- Siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
- Tidak dianjurkan untuk digunakan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit migrain, diabetes, sirosis hati, stroke, dan serangan jantung.
3. Implan
KB implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi yang berukuran kecil dan berbentuk seperti batang korek api. KB implan bekerja dengan cara mengeluarkan hormon progestin secara perlahan yang berfungsi mencegah kehamilan selama 3 tahun. Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya lengan bagian atas.
a. Kelebihan:
- Sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1 persen.
- Tahan lama hingga 3 tahun.
b. Kekurangan:
- Biaya relatif mahal.
- Siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
- Risiko memar dan bengkak pada kulit di awal pemasangan.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
4. IUD
Intrauterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi berbahan plastik dan berbentuk menyerupai huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD atau KB spiral dapat mencegah kehamilan dengan cara menghalau sperma agar tidak membuahi sel telur.
Terdapat dua jenis IUD yang umum digunakan, yaitu IUD yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan hingga 10 tahun serta IUD yang mengandung hormon yang perlu diganti setiap 5 tahun sekali.
a. Kelebihan:
- Tidak memerlukan perawatan yang rumit.
- Tahan lama.
b. Kekurangan:
- IUD dari tembaga dapat menyebabkan haid tidak lancar.
- Risiko bergeser dan keluar dari tempatnya.
- Risiko efek samping, seperti munculnya bercak darah pada 3–6 bulan pertama pemakaian.
- Biaya mahal.
5. Spermisida
Spermisida adalah produk kontrasepsi yang digunakan di dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Produk ini berbentuk jeli, krim, membran, atau busa yang mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma.
a. Kelebihan:
- Harga terjangkau.
- Mudah digunakan.
b. Kekurangan:
- Beberapa jenis spermisida perlu diaplikasikan 30 menit sebelum berhubungan seksual.
- Risiko terjadi iritasi pada organ intim bila terlalu sering digunakan.
- Penggunaannya perlu disertai dengan alat kontrasepsi lain, misalnya kondom.
- Tingkat kegagalan mencapai 29 persen.
6. Diafragma
Diafragma adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari karet berbentuk kubah. Alat kontrasepsi ini ditempatkan di mulut rahim sebelum berhubungan seksual dan umumnya digunakan bersama dengan spermisida.
a. Kelebihan:
- harganya terjangkau.
b. Kekurangan:
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
- Tingkat kegagalan mencapai 16 persen, terutama jika tidak dikenakan dengan tepat.
- Pemasangan harus dilakukan dokter.
- Harus dilepas saat haid.
7. Cervical cap
Cervical cap berbentuk seperti diafragma, tetapi memiliki ukuran lebih kecil. Alat kontrasepsi ini umumnya digunakan bersama dengan spermisida dan berfungsi untuk menutup jalan sperma masuk ke rahim.
a. Kelebihan:
- Harga terjangkau.
- Bisa digunakan hingga 2 kali.
b. Kekurangan:
- Tingkat kegagalan mencapai 30% pada wanita yang sudah memiliki anak dan 15% bagi yang belum memiliki anak.
- Pemasangan perlu dilakukan oleh dokter.
- Harus dilepas saat haid.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
8. Koyo ortho evra
Koyo ortho evra digunakan dengan cara ditempelkan pada kulit dan diganti setiap seminggu sekali selama 3 minggu. Cara kerja koyo ini adalah dengan melepaskan hormon yang sama efektifnya dengan yang terdapat dalam pil KB.
a. Kelebihan:
- Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil.
- Haid menjadi lebih lancar dan mengurangi kram saat haid.
b. Kekurangan:
- Harga relatif mahal.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
- Bisa menyebabkan efek samping yang serupa dengan efek samping pil KB.
9. Cincin vagina
Cincin vagina atau Nuvaring merupakan cincin plastik yang ditempatkan di dalam vagina. NuvaRing bekerja dengan cara melepaskan hormon yang sama seperti pil KB.
a. Kelebihan:
- Hanya perlu diganti sebulan sekali.
- Siklus menstruasi menjadi lebih lancar.
b. Kekurangan:
- Harga relatif mahal.
- Dapat menyebabkan iritasi dan efek samping yang mirip pil KB dan koyo.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
10. KB permanen
Jika ada pasangan yang sudah yakin untuk tidak ingin memiliki anak kembali, KB permanen atau KB steril mungkin bisa menjadi pilihan. Metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang tinggi atau hampir 100% efektif untuk mencegah kehamilan.
Jenis KB permanen untuk masing-masing orang berbeda, tergantung jenis kelaminnya. Pada pria, KB permanen dilakukan dengan vasektomi, sedangkan pada wanita bisa dengan tubektomi atau proses pengikatan tuba falopi.
11. Vasektomi
Vasektomi atau pemotongan saluran sperma dapat dilakukan untuk membantu menghambat saluran yang mengeluarkan sperma agar tidak keluar.
Meski begitu, lelaki tetap akan ejakulasi namun tidak mengeluarkan cairan sperma melainkan cairan semen atau hasil dari produksi beberapa kelenjar. Hal tersebut dilakukan dengan cara tabung yang membawa sperma dari testis pria ke penis dipotong tersumbat atau disegel. Vasektomi biasanya dilakukan dengan bius lokal dan memakan waktu sekitar 15 menit.
Mencegah Kehamilan dengan Cara Alami
Selain menggunakan bantuan alat-alat kontrasepsi, ada pula cara mencegah kehamilan dengan cara alami, bila Anda memang berencana untuk menunda terlebih dahulu, di antaranya:
1. Menghitung kalender masa subur
Metode perhitungan kalender dapat dilakukan dengan cara mencatat masa subur setiap bulan dan menghindari hubungan seks di masa tersebut. Perempuan dapat menentukan masa subur atau ovulasinya dengan cara memeriksa suhu tubuh dan melihat perubahan cairan vagina.
a. Kelebihan:
- Tidak memerlukan biaya, alat, maupun obat-obatan.
b. Kekurangan:
- Harus membatasi hubungan seks selama beberapa hari.
- Sering terjadi kesalahan dalam perhitungan masa subur, sehingga peluang untuk hamil tetap ada
- Tidak cocok untuk wanita dengan siklus haid tidak teratur.
2. Menarik penis keluar sebelum ejakulasi
Pasangan juga dapat mencegah kehamilan dengan menarik penis keluar sebelum ejakulasi saat melakukan penetrasi.
a. Kelebihan:
- Sangat efektif dengan tingkat kegagalan 4 persen.
b. Kekurangan:
- Sulit dilakukan bila pasangan kerap mengalami ejakulasi dini.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.