Pentingnya Adab Menuntut Ilmu, Pesan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Bagi umat Islam menutut ilmu merupakan hal yang wajib. Sejak dari buaian ibu hingga liang lahat. Dalam konsep sekarang bisa dimaknai sebagai long live education (pendidikan sepanjang hidup).
Menuntut ilmu diperlukan adab. Sehingga, umat Islam memberikan makna yang tepat bagi agamanya sebagai keadaban publik. Ada baiknya kita belajar dari adab menuntut ilmu
Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilaniy dan santrinya.
Ada seorang yang tidak baik hatinya ingin menfitnah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilaniy, lalu ia berupaya mencari jalan untuk menfitnahnya,maka ia membuat lubang di dinding rumah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilaniy dan mengintipnya, kebetulan ketika ia mengintip Syaikh Abdul Qadir Al-Jilaniy, ia melihat Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy sedang makan bersama muridnya.
Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy suka makan ayam, setiap kali beliau makan ayam dan makanan yang lain beliau akan makan separuh saja, lebihan atau sisa makanan yang beliau makan tersebut akan diberi kepada muridnya.
Maka orang tadi pergi kepada bapaknya murid Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy tadi dan bertanya : " Apakah bapak mempunyai anak yg namanya Fulan ?... ", Jawab si bapak : " Iya ", di tanya lagi : " Anak bapak apa benar belajar dengan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy ?...", " Iya benar " kata si bapak, orang itu bilang lagi : " Apakah bapak tahu, kalau anak bapak diperlakukan oleh Syekh Abdul Qodir Al-Jilaniy seperti seorang hamba sahaya dan kucing saja ?... Syekh Abdul Qodir Al-Jilaniy mengasihkan lebihan sisa makannya pada anak bapak."
Maka si bapak tidak puas hati dan langsung ke rumah Syaikh Abdul QadirAl-Jilaniy seraya berkata : " Wahai tuan Syaikh, saya mengantar anak saya kepada Tuan Syaikh bukan untuk jadi pembantu atau dilakukan seperti kucing, saya mengantar anak saya kepada Tuan Syekh, supaya anak saya jadi Alim Ulama' ", Syaikh Abdul Qadir Al-Jilaniy hanya jawab ringkas saja : "Kalau begitu ambillah anakmu wahai bapak. "
Maka si bapak tadi mengambil anaknya untuk di bawa pulang, ketika keluar dari rumah Syekh menuju jalan pulang, bapak tadi bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ilmu hukum syariat, ternyata kesemua pertanyaan yang di tanyakan kepada anaknya tadi dijawab dengan betul semua, maka si bapak tadi merasa heran dan ta'ajjub ( heran/nggumun ) serta senang gembira kalau anaknya selama mencari ilmu di tempat Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy betul-betul mendapat ilmu, tidak seperti apa yang telah di katakan orang yang ingin memfitnah Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy tadi.
Tak lama kemudian si bapak berubah fikiran untuk mengembalikan kembali anaknya kepada Tuan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy, setalah sampai di rumahnya Syaikh, si bapak berkata : " Wahai Tuan Syaikh, terimalah kembali anak saya untuk belajar Ilmu dengan Tuan, didiklah anak saya, maafkan perbuatan saya tadi Wahai Syaikh, ternyata anak saya bukan seorang pembantu dan juga tidak engkau perlakukan seperti halnya kucing sebagaimana yang aku kira, saya melihat ilmu anak saya sangat luar biasa semenjak dia bersamamu Wahai Syaikh. "
Lalu menjawablah Tuan Syaikh Abdul QadirAl-Jilaniy : "Bukan aku tidak mau menerimanya kembali Wahai Bapak, tapi Allah SWT. sudah menutup pintu hatinya untuk menerima Ilmu. "
Allah SWT. sudah menutup futuh (terbuka)-nya untuk mendapat ilmu, disebabkan seorang bapak yang tidak beradab kepada Guru, maka anak yang menjadi korban.
Begitulah Adab dalam menuntut ilmu, anak, Ibu, ayah dan siapa pun perlu menjaga Adab kepada Guru, betapa pentingnya Adab dalam kehidupan sehari-hari kita, supaya ilmu yang dipelajari menjadi ilmu yang bermanfa'at dan barokah.
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, selalu berakhlak baik dan mulia, selalu beradab kepada guru juga kepada sesama manusia. Amin....!!!"
Demikian pesan pagi Ustaz Keman Almaarif.