Penting Lahirkan Kader Ulama, Ini Kegelisahan Muhammadiyah
Melihat pentingnya posisi Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) di dalam tubuh Muhammadiyah, Syafiq Mughni Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah berpesan agar kaderisasi ulama dilakukan secara serius dengan pendekatan keagamaan dan berbagai perangkat multidisiplin ilmu kontemporer.
“Kita sudah sama-sama memahami betapa pentingnya Majelis Tarjih dalam keseluruhan struktur Persyarikatan Muhammadiyah. Pikiran dan pandangannya menjadi ruh dalam Muhammadiyah,” ujar Syafiq Mughni, yang Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, tentang kegelisahan organisasinya, saat menutup Munas Tarjih ke-31 pada Minggu 20 Desember 2020.
“Tanpa Majelis Tarjih Muhammadiyah akan setidak-tidaknya terganggu karakterisitik gerakan keagamaannya. Maka keberhasilan gerakan Majelis Tarjih juga merupakan keberhasilan Muhammadiyah,” imbuhnya.
“Majelis Tarjih dan Tabligh perlu menjadi kawah candradimuka untuk mengembangkan tradisi keulamaan atau memperdalam ilmu keagamaan, kita harus ada kelompok yang benar-benar tafaquh fiddin,” ujarnya.
Meski sulit menemukan tokoh Muhammadiyah bergelar kiai maupun ulama, menurut Syafiq hal itu hanya kebiasaan kultural Muhammadiyah yang memanggil para ulamanya sebagai cendekiawan. Artinya, Muhammadiyah tetap memiliki stok para alim ulama yang tidak sedikit.
Membawa bahasan berupa isu zakat kontemporer, fikih difabel, fikih agrarian, masalah terminasi hidup, perawatan paliatif, penyantunan kaum senior, hingga akhlak, Munas Tarjih Muhammadiyah ke-XXXI telah dimulai pada 29 November 2020 lalu.
Diselenggarakan secara daring, Munas Tarjih digelar di tiga titik yaitu Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Gresik sebagai tuan rumah utama.