Pentaskan 'Para Pensiunan', Teater Gandrik Ludrukan di Surabaya
Teater Gandrik Jogjakarta, bakal hadir di Surabaya. Mementaskan naskah "Para Pensiunan", menghadirkan aktor berbakat Butet Kartaredjasa dan musikus Djaduk Ferianto, di Ciputra Hall, 6 - 7 Desember mendatang.
Menurut Arif Afandi, dipilihnya Teater Gandrik karena selalu menyajikan kritik sosial yang menghibur. "Ini cocok untuk melepas penat setelah suntuk di tahun politk. Pertunjukkan apresiatif yang menghibur," tutur Founder dan CEO Ngopibareng.id, penyelenggara acara tersebut.
Di tengah hiruk pikuk persoalan perpolitikan dalam serangkaian pesta demokrasi, Pilpres dan Pileg, masyarakat menghadapi banyak ketegangan. Kini, presiden dan wakil presiden telah membentuk dan telah melantik jajaran kabinetnya. Demikian pula dengan lembaga legislatif telah dipenuhi dengan wajah-wajah baru yang bertugas hingga lima tahun ke depan.
"Nah, setelah berakhir ramai-ramai demokrasi, masyarakat perlu mendapat pelepasan psikis. Dengan mendapat hiburan yang cerdas. Saya kira, Teater Gandrik sangat tepat dengan kebutuhan itu," tutur Arif Afandi, yang mantan Wali Kota Surabaya.
Naskah "Para Pensiunan" ini merupakan hasil saduran dari karya Heru Kesawa Murti (almarhum) tahun 1986 yang berjudul "Pensiunan". Setelah melalui serangkaian proses, akhirnya naskah ini ditulis kembali oleh Agus Noor dan Susilo Nugroho dan berganti menjadi "Para Pensiunan".
Dipilihnya venue pementasan di Ciputra Hall, Cintraland Surabaya, karena sejumlah pertimbangan. Di gedung tersebut, merupakan gedung yang cukup representatif dari sisi akustik dan penataan artistik. Sehingga, mampu membangkitkan imajinasi kreatif bagi para pekerja teater.
Gaya Teater Gandrik dikenal sangat akrab di mata penontonnya. Menghadirkan humor-humor cerdas, namun tanpa kehilangan nilai kritisnya. Bila di Surabaya terdapat teater tradisional ludruk, menurut Arif Afandi, Teater Gandrik merupakan teater yang dikemas dengan gaya ludrukan.
"Sehingga, ini cocok untuk masyarakat Surabaya. Apalagi, di Surabaya aktivitas teater kurang terasa gregretnya di masyarakat. Dengan menghadirkan Teater Gandrik, kami berharap bisa merangsang kreativitas dan daya kreatif para seniman di Surabaya," tuturnya.
Teater Gandrik telah lama menjadi bagian dari perkembangan teater Indonesia. Gaya pementasannya pernah dikenal khas dengan gaya sampakan. Pementasannya menyatu dengan hati penontonnya.
Di Surabaya, Teater Gandrik beberapa kali memainkan repertoarnya. Dan ternyata mendapat apresiasi yang menarik di publiknya.
Advertisement