Pentagon: China akan Bangun Pangkalan Militer di Indonesia
Laporan tahunan Depertemen Pertahanan Amerika Serikat di Pentagon menyebutkan, Indonesia sebagai salah satu negara yang dianggap China sebagai lokasi untuk fasilitas logistik militer di kawasan Asia Pasifik.
Dalam laporannya yang dirilis pekan ini, Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menyebut, China sekarang telah menjadi kekuatan militer besar di dunia, dan akan terus melakukan perluasan wilayah milternya.
Saat ini China sudah memiliki pangkalan militer terbuka di Djibouti serta banyak proyek infrastruktur sipil di wilayah Samudra Hindia yang mungkin memiliki kegunaan ganda untuk mendukung masa depan militernya.
Pentagon menyatakan, karena itu China telah mempertimbangkan fasilitas logistik militer tambahan di Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan.
Dalam laporan setebal 200 halaman yang berjudul “Military and Security Development Involving the People’s Republic of China 2020” itu, para ahli AS skeptis dengan menyatakan banyak dari negara-negara ini akan bersedia menyediakan fasilitas militer untuk China, terutama negara tetangga seperti Singapura, Indonesia, dan Myanmar, demikian antara lain laporan tahunan Pentagon.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi merespons laporan Pentagon itu dengan mengatakan, "Secara tegas saya ingin menekankan bahwa sesuai dengan garis dan prinsip politik luar negeri Indonesia, maka wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan dijadikan basis atau pangkalan maupun fasilitas militer bagi negara manapun,” kata Retno hari Jumat.
Pemerintah China mengecam laporan Pentagon yang juga menyebut bahwa China ingin menambah dua kali lipat hulu ledak nuklir dalam satu dekade ke depan.
Laporan tersebut mengungkap bahwa China telah menyamai atau melampaui kekuatan militer AS di beberapa bidang pertahanan.
Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa laporan itu sama sekali salah tafsir serta mencemarkan nama baik militer China.
Pemerintah China mengatakan laporan tersebut adalah contoh terbaru dari ketakutan AS untuk membenarkan anggaran militernya sendiri sebagai yang tertinggi di dunia. (afp/ant)
Advertisement