Penonaktifan Dicabut, PBNU: Raih Kemenangan Proses Demokrasi
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan bersyukur karena hajatan demokrasi lima tahunan telah berlangsung damai. Saat pencoblosan berlangsung, masyarakat juga terlihat antusias mendatangi tempat pemungutan suara (TPS).
Dengan berakhirnya pemungutan suara, Ormas Islam terbesar ini menganggap Indonesia telah meraih kemenangan dalam proses ini.
“Sampai titik ini, kami menyimpulkan bahwa dalam proses ini Indonesia sudah menang, karena proses berjalan dengan baik, damai, lancar dan bisa kita selesaikan tinggal menunggu hasilnya".
Demikian diungkap Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, didampingi Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf dan jajarannya, dalam jumpa pers di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (17 Februari 2024).
Hargai Proses Demokrasi
Karenanya, apapun hasil akhir dari proses demokrasi ini, yang terpenting adalah bersyukur atas proses pemilu yang lancar dan damai.
Menurut dia, jika dalam pelaksanaan ada hal-hal yang dianggap kurang, masyarakat atau partai politik bisa menyelesaikan melalui proses-proses yang semestinya, yaitu secara hukum.
Gus Yahya percaya suasana yang kondusif selama proses pemilu akan berlanjut hingga pengumuman hasil. Karenanya, ia berharap apapun hasil resminya, masyarakat bisa menerimanya.
Bikin Gara-gara
“Kita yakin suasana ini akan berjalan dengan baik sebagaimana yang terlihat suasananya sampai hari ini. Aneh kalau tiba-tiba ada letupan. Kalau ada letupan pasti ada yang sengaja bikin gara-gara,” ujar Gus Yahya.
Hingga saat ini, dia tidak melihat adanya potensi masalah yang berarti yang memerlukan penanganan khusus. Hal ini membuat PBNU yakin bahwa ke depannya tidak akan ada potensi masalah yang signifikan.
Cabut Penonaktifan
Karena tidak ada potensi masalah, PBNU memutuskan mencabut penonaktifan personel PBNU yang selama ini terlibat dalam kontestasi sebagai tim sukses maupun calon anggota legislatif.
“Kami butuh mereka untuk segera bekerja kembali,” kata dia, didampingi jajaran PBNU seperti Gus Ipul dan KH Hasib Wahab Hasbullah, dll.
Penonaktifan tersebut sebelumnya tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 285/PB.01/A.II.01.08/99/01/2024 tentang Penonaktifan Fungsionaris Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
“Kami memutuskan untuk mencabut penonaktifan dari teman-teman yang kemarin non-aktif. Jadi dimulai hari ini, seluruh personel PBNU maupun pengurus-pengurus badan otonom telah aktif kembali menjalankan tugas sebagaimana biasa,” kata dia.
Saat pemilu berlangsung, setidaknya terdapat 63 orang personel PBNU yang terlibat dalam berbagai peran dalam kontestasi pemilu, baik sebagai tim sukses, juru kampanye, maupun calon legislatif.
“Itu ada sekitar 20 orang yang terlibat dalam Tim Sukses Ganjar-Mahfud, ada sekitar 5 orang terlibat dalam tim sukses dan juru kampanye Prabowo-Gibran, ada 1 orang terlibat dalam Tim Sukses Anies-Muhaimin,” papar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.