Penolakan Tes Covid-19, Satgas Sebut 5 Penyebabnya
Upaya Satgas Covid-19 menemukan kasus positif melalui tes corona menghadapi penolakan di lapangan. Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro Wongkaren, PhD, menjelaskan kasus positif bisa segera menjalani isolasi atau dirawat di rumah sakit khusus Covid-19 agar tidak menularkan virus ke orang lain.
"Kalau Anda dites, Anda bisa disebut sebagai pahlawan. Kalau orang nggak dites bisa jadi yang OTG (orang tanpa gejala) itu kemudian menyebarkan penyakitnya ke banyak orang tanpa orang tahu," kata Turro Wongkaren dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Selasa 24 November 2020.
Beberapa alasan seseorang menolak tes corona menurut Turro Wongkaren sebagai berikut:
1. Faktor Ekonomi
Masyarakat enggan untuk dites corona karena faktor ekonomi. Mereka takut tidak bisa bekerja jika dinyatakan positif Covid-19. "Bisa jadi dia nggak boleh masuk kantor, mereka jadinya nggak bisa dapat uang makan atau mereka nggak bisa kerja lalu keluarganya makan apa?" jelasnya.
2. Meragukan Hasil Tes
Masih banyak warga yang merasa bingung dengan banyaknya jenis testing yang digunakan untuk Covid-19. Masing-masing jenis tes punya perbedaan, misalnya antara rapid test dan tes PCR swab.
"Rapid test kan ada macam-macam, ada yang dibilang 'oh ini udah kena lama tapi sudah sembuh', itu yang membuat masyarakat jadi agak ragu-ragu," ujarnya.
"Ditambah lagi memang ini sebenarnya bukan salah siapa-siapa, tetapi ini memang kenyataan hidup bahwa testing itu nggak 100 persen dan selalu ada false negatif atau false positif. Ini yang membuat sayangnya masyarakat (bingung), ini benar nggak sih?" tambahnya.
3. Bingung Istilah dalam Tes Covid-19
Banyaknya istilah-istilah dalam tes corona, seperti positif atau reaktif Covid-19 juga bisa menjadi alasan masyarakat enggan untuk dites. "Bisa-bisa sakitnya bukan karena terinfeksi, tetapi pusing karena bingung mengartikan istilahnya," ujarnya.
4. Takut Tertular di Fasilitas Kesehatan
Tak sedikit masyarakat yang merasa kurang nyaman dan takut untuk melakukan tes corona di fasilitas kesehatan, seperti di rumah sakit atau puskesmas.
"Mungkin kita berpikir namanya tes ya penting, masa kita perlu memikirkan kenyamanan? Tapi bayangkan kalau seseorang itu harus ke rumah sakit, kemudian dia harus mengantre dan di tempat menunggunya itu justru dia takut tertular Covid di situ," tutur dia.
5. Takut Dikucilkan
Stigma negatif tentang Covid-19 juga menjadi alasan utama seseorang menolak tes corona. Mereka merasa takut dikucilkan dari lingkungan jika dinyatakan positif Covid-19.
"Orang takut kalau dia kena positif atau reaktif, apa yang akan orang katakan? Kemudian dia juga takut, bagaimana kalau saya dikucilkan oleh keluarga atau yang lainnya," tuturnya.
Advertisement